Jogja
Sabtu, 24 September 2016 - 02:40 WIB

NORMALISASI SUNGAI : Sungai Lintas Kabupaten di Wilayah Bantul Dalam Kondisi Kritis

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kondisi kritis sungai-sungai itu di antaranya memang disebabkan oleh adanya penyempitan di hampir seluruh titik bantaran.

Harianjogja.com, BANTUL-Hampir seluruh sungai lintas kabupaten yang mengalir melewati Kabupaten Bantul dinyatakan dalam kondisi kritis. Akibatnya, sungai-sungai itu mutlak untuk segera dinormalisasi.

Advertisement

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul Wagiyo. Ketika ditemui di kantornya, Jumat (23/9/2016) dirinya mengakui bahwa dari total 12 sungai lintas kabupaten, baik sungai besar maupun kecil yang melintasi Bantul, hampir semuanya kini memang tengah dalam kondisi kritis. “Itulah sebabnya, mutlak segera dilakukan normalisasi,” katanya.

Wagiyo menjelaskan, kondisi kritis sungai-sungai itu diantaranya memang disebabkan oleh adanya penyempitan di hampir seluruh titik bantaran sungai-sungai itu. Selain itu, pendangkalan akibat menumpuknya sedimentasi pun juga berimbas pada menurunnya daya tampung sungai terhadap air.

Diantara beberapa sungai yang menurutnya kini tengah dalam kondisi sangat kritis itu antara lain Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajahwong, Sungai Opak, Sungai Bedog, dan sejumlah sungai-sungai kecil macam Sungai Gawe dan Sungai Celeng. Kritisnya kondisi sungai itu jelas mengancam puluhan desa yang ada di sekitarnya. “Yang paling mengkhawatirkan adalah Sungai Winongo,” tambahnya.

Advertisement

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas SDA, di sepanjang Sungai Winongo saja, terdapat setidaknya 15 desa dari 7 kecamatan. Kondisi itu memang diperparah dengan beberapa kondisi pintu air yang rusak oleh terjangan sampah.

Oleh sebab itu, normalisasi menurutnya mutlak diperlukan. Hanya saja, sayangnya normalisasi sungai-sungai itu sepenuhnya menjadi kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSO).

Sayangnya, tambah Wagiyo, tak mudah dalam mengusulkan normalisasi sungai kepada pihak BBWSO. Diakuinya, usulan normalisasi itu nyaris selalu dilakukannya setiap tahun. “Tapi nyatanya sampai hari ini tidak ada respon,” keluhnya.

Advertisement

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul. Ia bahkan meminta agar masyarakat yang ada di tepi sungai tersebut meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya, seperti tahun sebelumnya meski di Bantul tidak turun hujan, warga yang tinggal di sekitar sungai selalu terkena dampak banjir kiriman.

Berdasarkan data yang dimilikinya, setidaknya ada tiga sungai besar yang sangat berpotensi terjadi banjir, yakni Sungai Winongo, Sungai Code dan Sungai Bedog. Bila debit aliran air tinggi limpasannya bisa meluap ke perkampungan sekitar. Pun begitu, perlu diwaspadai pula pecahan anak sungai Opak, Oya dan Gajah Wong yang banyak melewati kampung-kampung. Upaya mewaspadai dampak terjadinya banjir kiriman itu, pihaknya selalu berkoordinasi dengan petugas di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta untuk meminta informasi kenaikan debit air.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif