SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Swalayan JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi
Minimarket Sleman terus bertumbuh meski keberadannya dibatasi.
Harianjogja.com, SLEMAN — Untuk mendapatkan persetujuan warga, investor toko modern tidak kalah akal mengelabui peraturan daerah (Perda). Caranya, mereka langsung bertemu dengan tokoh masyarakat setempat dengan memberikan uang cash agar mendapatkan persetujuan warga.
Menurut Kepala Desa Sendangtirto Berbah Sardjono, meski wilayah Sendangtirto tidak memiliki kuota pendirian toko modern namun masih saja banyak investor yang meminta persetujuan dari Pemdes. Dia mengaku sudah tujuh investor yang mengajukan pendirian toko modern.
“Tetapi kami tolak semuanya. Ini dikarenakan wilayah Sendangtirto memang tidak memiliki kuota pendirian toko modern,” ujarnya saat sosialisasi perizinan di Aula Kantor Bappeda Sleman, Kamis (22/9/2016).
Meski Pemdes keukeh tidak menyetujui pengajuan tersebut, tetapi investor tidak kalah akal. Mereka, kata Sardjono, melakukan pendekatan langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat di sekitar. Tidak hanya pendekatan, mereka berani memberikan sejumlah uang kepada tokoh-tokoh warga tersebut agar memberikan surat persetujuan rencana pendirian toko modern.
“Padahal, sesuai Perda seharusnya dilakukan sosialisasi kepada warga. Tetapi ini langsung mendekati para tokoh,” ujarnya.
Agar memberikan surat persetujuan warga, lanjut Sardjono, para investor juga memberikan sejumlah dana tunai. Menurutnya, ada kepala RT yang diberi Rp16 juta sementara dukuh diberi Rp5 juta untuk mendapatkan persetujuan warga.
“Kami tetap menolak persetujuan itu karena sekali lagi Sendangtirto tidak memiliki kuota pendirian toko modern. Kami berharap ketegasan dari Pemkab, kalau memang tidak ada kuota jangan sampai Dinas memberikan izin,” harapnya.