Jogja
Sabtu, 24 September 2016 - 01:20 WIB

MALL DI JOGJA : Angkat Potensi Kuliner di DIY Lewat WICSF

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jumpa pers Wonderful Indonesia Cullinary and Shopping Festival 2016 (WICSF) di Bale Raos, JCM, Sleman, Kamis (22/9/2016).(Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Mall di Jogja ikut meramaikan wisata kuliner di DIY

Harianjogja.com, JOGJA — Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menggelar Wonderful Indonesia Cullinary and Shopping Festival 2016 (WICSF) untuk mengangkat potensi kuliner yang ada di DIY.

Advertisement

Ketua APPBI DPD DIY Djoko Catur S mengatakan, kegiatan ini merupakan turunan dari program Kementerian Pariwisata yang bertujuan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara datang ke Indonesia untuk wisata kuliner dan belanja. Tahun ini merupakan tahun pertama digelar acara ini yang ke depannya akan digelar rutin secara serentak di Indonesia.

“Ada tujuh mal yang menjadi anggota APPBI DIY dan mereka akan meramaikan event ini. Mal tersebut yakni Plaza Ambarrukmo, Malioboro Mall, Galeria Mall, Sahid J-Walk, Jogjatronik, Jogj City Mall, dan Lippo Mall,” kata dia dalam jumpa pers di Bale Raos, Jogja City Mall, Sleman, Kamis (22/9/2016).

Ketua Panitia WICSF Surya Ananta menjelaskan, kegiatan ini akan digelar secara bergiliran di setiap mal yang menjadi anggota APPBI. Festival akan diawali di Plaza Ambarrukmo  dengan tema The Ambarrukmo Festival yang akan digelar pada 27-29 September, Malioboro Mall dengan tema World Healthy Food pada 30 September sampai 2 Oktober, Sahid J-Walk pada 5-9 Oktober yang mengusung tema Jogja Worderful Banget,  Galeria Mall dengan tema Gale Nismara pada  7-16 Oktober, Jogjatronik Mall  dengan tema Jete Makjoss pada 7-16 Oktober, Jogja City Mall dengan tema Tempoe Doeloe pada 17-23 Oktober, dan ditutup di Lippo Plaza Jogja dengan tema Jogja Refoodlution ada 21=24 Oktober.

Advertisement

“Kami tidak menargetkan jumlah pengunjug secara khusus. Tetapi misi kami untuk mengenalkan kekayaan kuliner yang ada. Shopping mall bisa menjadi etalase untuk mempromosikan kuliner,” kata dia.

Ia mengatakan, perkembangan bisnis kuliner di DIY maju sangat pesat. Banyak bermunculan pengusaha-pengusaha kuliner baru di DIY dan sebagian besar masih berusia muda. Para pengusaha ini mengusung semangat modern dalam berbisnis. Namun, dukungan juga harus ditujukan pada kuliner tradisional sehingga tidak akan sirna.

“DIY harus berbangga karena subsektor ekonomi kreatif lain seperti perfilman juga ikut mempromosikan kekayaan kuliner kita,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif