Jogja
Sabtu, 24 September 2016 - 06:40 WIB

CUACA BURUK : Warga DIY Diimbau Waspadai Lima Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca buruk. (JIBI/Solopos/Dok.)

Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai diminta meningkatkan kewaspadaan.

Harianjogja.com, SLEMAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY merinci lima bencana yang perlu diwaspadai kerawanannya. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai diminta meningkatkan kewaspadaan seiring dengan cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini.

Advertisement

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Danang Samsurizal menjelaskan, meski belum secara resmi, namun pihaknya telah mendapatkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisik (BMKG), bahwa tahun ini ada gangguan cuaca berupa hujan deras yang berlangsung cepat. Menghadapi kondisi ini, pihaknya merinci ada lima bencana yang perlu diantisipasi kerawanannya. Antara lain, banjir, tanah longsor, angin kencang, gelombang tinggi dan petir. “Kami memasukkan petir juga, karena hampir setiap tahun ada laporan [korban]. Kalau gelombang tinggi di Pantai Selatan, ada Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul,” terangnya saat ditemui di Markas Pusdalops BPBD DIY, Jalan Kenari, Kota Jogja, Jumat (23/9/2016).

Dari kelima jenis itu, banjir, longsor dan angin kencang termasuk paling rawan bisa menimpa sejumlah wilayah di DIY. Pada 2015 silam, lanjutnya, Kulonprogo menjadi kabupaten paling banyak peristiwa banjir mencapai 31 kejadian. Disusul Bantul lima kejadian, Gunungkidul dua kejadian dan Kota Jogja satu kejadian.

Meski kejadian minim, Kota Jogja termasuk rawan banjir. Karena banyak hunian yang berada di sekitar bantaran sungai terutama di Code dan Winongo. Menurut Danang, banjir yang terjadi di Kota Jogja, durasinya cepat karena kondisi geografis yang miring, akantetapi arusnya sangat deras, jika tidak diantisipasi sejak dini, daya rusaknya juga cukup tinggi. Jika Code mudah dipantau dari kawasan Merapi, tetapi Winongo menjadi sungai yang sulit dipantau untuk kejadian banjir. Winongo tidak memiliki hulu yang pasti, karena berasal dari berbagai sungai kecil dengan intensitas arus yang beragam.

Advertisement

Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat harus disiapkan. Seperti memindahkan aset-aset penting keluar dari daerah air, bagi warga yang memiliki kolam keramba harus diantisipasi. Kemudian infrastruktur penting di aliran sungai yang bisa difungsikan, seperti pintu air segera dibersihkan sampahnya. “Kesiapsiagaan kami juga pasti ditingkatkan seperti pemantauan setempat, komunikasi radio, untuk langkah terakhir kami menyediakan karung, bronjong,” tegasnya.

Ia menambahkan, untuk bencana longsor, pada 2015 semua wilayah DIY ada peristiwa. Longsor dengan kategori berat terjadi di dua kecamatan di Kulonprogo yaitu Kokap dan Girimulyo, sedangkan kabupaten lainnya termasuk sedang dan ringan. “Untuk longsor, di Kulonprogo ada 21 kejadian dan Bantul dua kejadian selama 2015,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : BPBD DIY Pemkab Sleman
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif