Soloraya
Jumat, 23 September 2016 - 14:00 WIB

TOL SOLO-KERTOSONO : Satker Tol Bandingkan Ketinggian Overpass dengan Menara Masjid

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesawat melintas di atas menara masjid di Dukuh, Kebon Agung, Desa Ngesrep, Ngemplak, Kamis (22/9/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Kertosono di Boyolali masih terkendala beberapa masalah.

Solopos.com, BOYOLALI—Menara masjid di Dukuh Kebon Agung, Desa Ngesrep, Ngemplak, dipertanyakan ketinggianya oleh pihak Satuan Kerja (Satker) Tol Solo-Kertosono (Soker). Menurut Satker, jika overpas Ngesrep dianggap menjadi hambatan penerbangan karena ketinggiannya, mestinya menara masjid di desa itu juga diperingatkan karena berada di garis lurus landasan pacu (runway) pesawat.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Kamis (22/9/2016), ada dua menara yang berdiri di depan masjid di Dukuh Kebon Agung, Desa Ngesrep. Ketinggian menara tersebut melebihi atap masjid yang diperkirakan tak sampai 13 meter.

Saat pesawat lepas landas dari Bandara Adi Soemarmo, menara tersebut cukup jauh berada di bawah pesawat. Hal tersebut juga terlihat sama ketika pesawat melintasi di atas sejumlah tiang pancang overpass di Ngesrep yang satu garis lurus dengan runway.

Kondisi inilah yang membuat Satker Tol Soker bertanya-tanya alasan penghentian pembangunan overpass oleh pihak penerbangan. “Kalau sama-sama menjadi obstacle penerbangan, kenapa menara masjid di sana dibiarkan. Padahal, cukup tinggi juga,” ujar Ketua Satker Tol Soker, Aidul Fiqri, beberapa waktu lalu.

Advertisement

Sejumlah warga di sekitar menara masjid mengatakan bangunan tempat ibadah dan dua menara tersebut dibangun baru setahun terakhir. Selama proses pembangunan hingga jadi, kata mereka, tak pernah ada yang melarang dengan alasan berada di jalur runway. “Ya cuman sempat retak-retak dindingnya. Apa karena pengaruh suara pesawat, kami tak tahu,” papar seorang warga.

Kepala Departemen Operasional Bandara Adi Soemarmo, Solo, Yaka Sulistya, saat dimintai konfirmasi Solopos.com, memastikan dua menara masjid di Dukuh Kebon Agung, Ngesrep, tersebut tak menjadi hambatan penerbangan.
“Sudah diukur, dua menara masjid itu tak menjadi hambatan. Kalau ada yang bilang dua menara itu menjadi hambatan, pasti belum tahu cara pengukurannya,” kata dia.

Hingga saat ini, persoalan overpass di Ngesrep masih belum ada keputusannya. Masalah tersebut, kata dia, saat ini sudah menjadi pokok pembahasan di level menteri. “Kami juga menanti-nanti. Kalau tak selesai di menteri, ya presiden,” ujar dia.

Advertisement

Yaka melanjutkan masalah yang selama ini diperdebatkan ialah soal ketinggian overpass yang mencapai 13 meter. Padahal, batas maksimal hanya 10 meter karena membahayakan keselamatan penerbangan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif