Soloraya
Rabu, 21 September 2016 - 12:25 WIB

SMART CITY : Pemkot Siapkan Aplikasi Solo Destination dengan Transaksi Nontunai

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balai Kota Solo (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Smart City salah satunya akan diwujudkan Pemkot Solo melalui aplikasi Solo Destination.

Solopos.com, SOLO—Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus mematangkan konsep smart city dengan memanfaatkan aplikasi Solo Destination. Aplikasi yang bisa diunduh melalui smartphone ini tidak hanya sekadar menampilkan informasi tapi juga melakukan transaksi.

Advertisement

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, menyampaikan elektronifkasi yang ada di Kota Bengawan ke depan akan bisa diakses melalui Solo Destination, seperti e-retribusi, e-parking, e-warong, e-perizinan, e-ticketing, dan lainnya. Layanan tersebut saat ini masih berada di masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Saat ini Solo Destination memuat informasi mengenai kuliner, pusat perbelanjaan, hotel, penginapan, tempat wisata, tempat bersejarah, agenda, pantauan lalu lintas, hingga perubahan harga komoditas pangan di Kota Bengawan.

Advertisement

Saat ini Solo Destination memuat informasi mengenai kuliner, pusat perbelanjaan, hotel, penginapan, tempat wisata, tempat bersejarah, agenda, pantauan lalu lintas, hingga perubahan harga komoditas pangan di Kota Bengawan.

“Solo Destination ini untuk mewujudkan Solo smart city. Targetnya 2018 seluruh produk elektronifikasi, sekitar 15-20 fitur bisa terhubung dan diakses melalui Solo Destination,” ungkap Herman kepada wartawan di Ruang Sabha Karya Dharma lantai II Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Selasa (20/9/2016).

Herman mengungkapkan melalui Solo Destination, masyarakat tidak hanya memperoleh informasi tapi juga bisa melakukan transaksi atau pembayaran. Hal ini untuk memudahkan masyarakat dan memberi informasi yang transparan karena bisa melihat tarif perizinan, retribusi, dan lainnya.

Advertisement

“Sudah ada pembicaraan dengan perbankan dan diharapkan bank bisa mendukung program Pemkot. Di Indonesia memang belum ada tapi konsep ini sudah diterapkan di luar negeri. Harapannya Solo jangan sampai tertinggal jauh karena smart city ini sudah diprogramkan sejak 2010,” kata dia.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Ricky Satria, mengungkapkan BI terus berupaya mendorong penerapan elektronifikasi dengan merumuskan bermacam formula. Hal ini mengingat 95% transaksi di Indonesia dilakukan secara tunai.

Ricky mengatakan BI juga sedang fokus mengembangkan penyaluran bantuan sosial (bansos) secara nontunai dengan menerapkan sistem e-wallet supaya satu kartu bisa digunakan untuk menyalurkan bermacam bantuan pemerintah.

Advertisement

“Penerapan elektronifikasi ini harus mudah dan berbasis karakter masyarakat supaya sukses. Local wisdom sangat diperlukan karena kalau masyarakat merasa kesulitan pasti langsung ditinggalkan,” ujar Ricky.

Menurut dia, Solo bsia menjadi role model elektronifikasi karena merupakan kota wisata, pendidikan, budaya, kuliner, dan transportasi publik yang maju.

Kepala Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto, mengungkapkan apabila perizinan, pembayaran pajak, dan transportasi umum bisa dilakukan secara elektroik akan membuat proses semakin cepat. Diakuinya ada kendala teknologi dan karakter masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen yang kuat dari semua pihak supaya smart city bisa terwujud.

Advertisement

“BI sangat berkepentingan dengan suksesnya smart city atau perubahan dari transaksi tunai menjadi nontunai. Hal ini karena membuat transaksi menjadi lebih mudah dan mengurangi praktik uang palsu. Selain itu, juga mengurangi handling cost uang,” jelasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif