SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi batu akik jenis spirtus (JIBI/Solopos/Antara)
Hal tersebut dikarenakan trend akik sudah tidak lagi menggeliat saat ini, khususnya di Gunungkidul.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Penrajin batu akik di Dusun Kedungdowo Wetan, Desa Pampang, Kecamatan Paliyan mengalami sepinya orderan sejak beberapa bulan yang lalu. Hal tersebut dikarenakan trend akik sudah tidak lagi menggeliat saat ini, khususnya di Gunungkidul.
Salah seorang perajin, Mardiyono mengaku sejak tiga bulan yang lalu orderan terhadap batu akik kian menurun terutama untuk pemesan dari masyarakat lokal. Menurutnya, hal tersebut sangat berbeda dengan kondisi tiga bulan yang lalu dimana demam akik terjadi di Indonesia dan menyebabkan usahanya laris manis diserbu masyarakat.
“Saat ini pembeli sudah jarang sekali datang untuk pesan batu akik,” kata Mardiyono, Senin (19/9/2016).
Dampaknya, harga batu akik juga menjadi jatuh pada beberapa jenis batu. Ia mengatakan dengan anjloknya harga tersebut ia cukup mengalami kerugian. Namun ia mengaku tak dapat berbuat banyak dengan kondisi usahanya saat ini. Padahal sebelumnya, pemesannya bisa datang dari luar negeri dan ia sampai harus mengekspor usahanya tersebut salah satunya yakni sampai ke negara Turki.
Meskipun begitu, ia masih terus berusaha untuk mempromosikan usahanya melalui teknologi internet. Meskipun tergolong menurun dari jumlah pembeli saat booming dulu, setidaknya beberapa pembeli sengaja datang ke Pampang untuk mencari batu.
Namun, Mardiyono yang juga sebagai pengrajin perak tak jarang melayani pembeli yang ingin membuat cincin yang terbuat dari perak. Dikatakannya meski tak sempat booming seperti akik namun penjualan pperhiasan perak lebih baik nasibnya sampai sat ini.
“Pelanggan masih banyak yang datang untuk membuat misalnya cincin perak,” kata dia.