Jogja
Sabtu, 17 September 2016 - 00:40 WIB

PERIKANAN GUNUNGKIDUL : Komoditi Ekspor, Pembudidaya Mulai Lirik Ikan Sidat

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Industri pemindangan di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Kabupaten Trenggalek. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan H. Sujarwoko)

Saat ini pihaknya tertarik untuk mengembangkan ikan air tawar jenis sidat.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pengusaha budidaya ikan tawar jenis lele di Dusun Kedung Dowo Wetan, Desa Pampang, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul berencana akan mencoba membudidayakan ikan Sidat. Harga jual Sidat yang lebih tinggi dibandingkan lele menjadi alasan utama untuk menabur benih.

Advertisement

Pemilik usaha Mina Agung, Sugiyatno mengatakan saat ini pihaknya tertarik untuk mengembangkan ikan air tawar jenis sidat. Menurutnya, jenis ikan sidat kini mulai dilirik oleh pasar sehingga hal tersebut cukup berpengaruh pada harga jual.

Dikatakannya, untuk bibit ikan sidat ukuran 12 cm seharga Rp2.500 per ekornya, dibandingkan dengan bibit ikan lele yang dihargai hanya Rp23.000 setiap kilogramnya yang berisi 20- 30 ekor lele remaja.

“Saat ini sudah mulai menyiapkan untuk kolamnya, karena semakin lama sidat akan berkembang dengan ukuran yang besar, bahkan bisa sampai seukuran paha orang dewasa,” kata Sugiyatno, Jumat (16/9/2016).

Advertisement

Ia melanjutkan, ketertarikan untuk membudidayakan sidat tersebut muncul karena dirinya mengikuti perkembangan pasar, bahwa sidat sudah mulai menjadi primadona baru di kalangan dunia perikanan.

“Harganya mahal dan sudah masuk kualitas ekspor. Bulan depan akan coba tebar benih 1.000 ekor,” kata dia.

Ia mengatakan, untuk saat ini dirinya masih berfokus untuk merawat 40.000 ikan lele yang ia tampung di 40 kolam miliknya. Sebenarnya, budidaya ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah.

Advertisement

Baik untuk pakan maupun tempat hidup ikan. Namun karena menurutnya bisnis ikan Sidat dirasa lebih menjanjikan maka menurutnya hal tersebut perlu untuk dicoba. Ia pun berharap dengan usaha barunya tersebut dapat memberikan pengalaman baru dalam budidaya ikan, karena selama lima tahun ia hanya berfokus pada budidaya ikan lele saja.

Sementara itu, salah seorang warga Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, hartadi mengaku belum tertarik untuk membudidayakan ikan sidat yang mirip jenis belut tersebut. Sebagai pembudidaya pemula, ia lebih memilih untuk merawat lele dibandingkan ikan lainnya.

“Sekarang baru mencoba budidaya, jenis lele paling mudah dan murah. Nanti kalaupun gagal dan mati masih dapat dikonsumsi sendiri,” kata Hartadi. (Mayang Nova Lestari)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif