Soloraya
Kamis, 15 September 2016 - 06:15 WIB

INFRASTRUKTUR WONOGIRI : Desa Wonoharjo bakal Punya Sirkuit Grasstrack

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pehobi motocross asal Slogohimo, Wonogiri, menyurvei Grasstrack Wonoharjo Sirkuit (GWS) di Desa Wonoharjo, Wonogiri, Rabu (14/9/2016). Sedianya mereka ingin menjajal GWS. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Infrastruktur Wonogiri akan dibangun sirkuit grasstrack di Desa Wonoharjo.

Solopos.com, WONOGIRI—Desa Wonoharjo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri mempunyai sirkuit grasstrack sepanjang kurang lebih 700 meter. Sirkuit dibangun berkat kerja sama komunitas pemuda pecinta grasstrack desa setempat dengan pihak pemerintah desa.

Advertisement

Sirkuit yang bernama Grasstrack Wonoharjo Sirkuit itu terletak di Lapangan Wonoharjo III di Dukuh Gebang Kulon. Pengelolanya kelompok Komunitas GWS. Ketua Komunitas GWS, Jumadi, saat ditemui Espos di sirkuit, Rabu (14/9/2016), menyampaikan GWS dibangun di lahan aset desa dengan anggaran hasil iuran anggota komunitas, April lalu. Ide awalnya dari para anggota komunitas.

Sebelumnya para pehobi olahraga ekstrem itu hanya sekadar bermain terabas. Hingga suatu ketika mereka mempunyai gagasan ingin mengubah lapangan dan ladang yang biasanya untuk lintasan terabas menjadi sirkuit.

“Lalu kami melobi pihak desa melalui BPD [Badan Permusyawaratan Desa]. Gagasan kami langsung direstui. Selanjutnya pihak desa memfasilitasi pertemuan antara kami, BPD, tokoh masyarakat, dan pihak desa. Gagasan kami disambut baik, disetujui, lalu GWS dibentuk secara resmi melalui SK [surat keputusan], kemudian kami mulai bangun sirkuit,” ucap Jumadi.

Advertisement

Setelah sirkuit rampung dibangun komunitas mempublikasikannya kepada komunitas motocross dari daerah lain melalui media sosial. Tak disangka, ternyata komunitas di luar daerah merespons positif. Mereka kerap menjajal sirkuit. Sebulan setelah sirkuit terbangun pengelola menggelar latihan bersama (laber) komunitas dari berbagai daerah, seperti Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, dan Boyolali.

“Walau pun latihan bersama tetapi konsepnya dilombakan, biar gayeng. Pada laber pertama diikuti 60 starter. Setelah event itu komunitas-komunitas mendorong kami menggelar lagi. Kami memenuhinya. Laber kedua diikuti 80 starter. Laber teranyar, 4 September lalu, diikuti 130 crosser selain dari Soloraya juga dari Ponorogo [Jatim] dan Jogja [DIY],” imbuh dia.

Menurut Jumadi GWS sudah representatif, meski ukurannya masih kecil, sekitar 2.500 meter persegi. GWS memiliki ciri khas, yakni lintasan yang sulit ditakhlukkan, sehingga para crosser merasa tertantang. Dia mempersilakan siapa pun yang ingin menggunakan GWS.
“Kami sangat terbuka. Siapa pun mau latihan di sini boleh, gratis,” ujar Jumadi.

Advertisement

Sekretaris Desa (Sekdes) Wonogharjo, Mulyadi, mengatakan pemdes menyambut baik kegiatan warga yang positif. Menurut dia keberadaan GWS berdampak positif untuk warga. Warga mempunyai hiburan baru, yakni menyaksikan para crosser latihan setiap sore.

“Saat ada event banyak warga berjualan. Artinya keberadaan GWS bisa meningkatkan perekonomian warga. Ada juga yang mengelola parkir. Ini bagus.”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif