Soloraya
Kamis, 15 September 2016 - 23:33 WIB

Foto Terakhir Santri Ponpes Nur Huda Sesaat Sebelum Kalap di WKO

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para pelayat memadati kediaman rumah orang tua Sofyan Aldi Prasetyo, 18, siswa kelas I SMK Kesehatan Donohudan sekaligus santri Pondok Pesantren Nur Huda I Gagak Sipat. Sofyan meninggal dunia setelah tenggelam di Waduk Kedung Ombo (WKO), Rabu (14/9/2016) siang. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Foto terakhir Sofyan Aldi Prasetyo, santri Ponpes Nur Huda I, menjadi kenangan terakhirnya sebelum kalap di WKO.

Solopos.com, JAKARTA — Ratusan pelayat mulai memadati rumah duka di RT 004/ RW 004, Desa Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali, termasuk di antaranya para siswa berseragam sekolah. Mereka datang untuk berbela sungkawa atas kematian Sofyan Aldi Prasetyo, 18, siswa kelas I SMK Kesehatan Donohudan sekaligus santri Pondok Pesantren Nur Huda I Gagak Sipat, Boyolali.

Advertisement

Sofyan meninggal dunia setelah tenggelam di Waduk Kedung Ombo (WKO), Rabu (14/9/2016) lalu. “Nyuwun tambahipun donga. Mugi Adik Sofyan diampuni segala dosanya,” ujar Suwanto, bayan II Desa Gagak Sipat mewakili keluarga duka sesaat sebelum memberangkatkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya di permakaman setempat, Kamis (15/9/2016).

Kematian Sofyan dengan tragis itu memang datang lebih cepat dari yang diperkirakan. “Namun apapun caranya, itu hanyalah ‘lantaran’ yang dipakai Allah untuk memanggil Dik Aldi,” terang K.H. Rohmadi, pengurus sekaligus sesepuh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Boyolali dalam tausiah pendeknya.

Sebagai seorang yang dituakan di lingkungan LDII, Rohmadi dekat dengan para santri Ponpes Nur Huda I Gagak Sipat, termasuk Sofyan. Sesaat sebelum petaka itu terjadi, Rohmadi mengaku sempat diajak berfoto bersama dengan Sofyan di WKO Desa Kedungmulyo, Kemusu. “Saat itu, dia bilang. Foto bersama buat kenang-kenangan. Saya senang saja,” kisahnya yang disimak dengan khidmat ratusan pelayat.

Advertisement

Setelah sesi foto bersama Sofyan, kisah Rohmadi, ia lalu pamit duluan karena ada keperluan di rumah. Belum sempat istirahat di rumah, ponsel Rohmadi berdering. Ia dikabari bahwa Sofyan yang baru saja mengajaknya berfoto bersama itu telah tiada. Baca juga:
2 Santri Ponpes Nur Huda 1 Gagaksipat Boyolali Tenggelam di WKO.

“Rupanya Gusti Allah telah memanggilnya lebih dulu. Saya tak tahu, apakah foto bersama saya itu akhirnya juga benar-benar jadi?” tanyanya setengah bercanda.

Rohmadi bersyukur bahwa kepergian Sofyan dalam keadaan suci. Sofyan pergi ke WKO dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha. Sebelum memutuskan naik perahu, Sofyan juga telah menunaikan salat berjemaah di musala, tak melakukan perbuatan tercela dan sedang menuntut ilmu. “Soal bagaimana meninggalnya, itu sak senenge Gusti Allah. Selepas senang-senang ditimbali, juga enggak apa-apa,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif