Jogja
Rabu, 14 September 2016 - 10:40 WIB

SEKOLAH BUDAYA : Cinta Budaya Lewat Toleransi dan Bikin Produk Sendiri

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa (Hercampus.com)

Mengenalkan dan mencintai budaya sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dengan membuat produk sendiri.

Harianjogja.com, WONOSARI— Sulitnya mengajari anak didik untuk mencintai budaya menjadi tantangan tersendiri bagi SMK N 2 Wonosari Gunungkidul. Terlepas dari pembiasaan budaya senyum, sapa, salam, sopan dan santun yang hampir diterapkan di Sekolah lainnya, SMK N 2Wonosari memiliki cara jitu untuk memahamkan siswa didik bahwa Budaya lokal mesti dimiliki dan diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Advertisement

Kepala Sekolah SMK N 2 Wonosari,Rahmat Basuki mengatakan bahwa cerminan sekolah budaya di sekolah yang ia ampu tersebut sudah cukup terlihat dan ditunjukkan oleh seluruh warga sekolah. Beberapa hal sederhana ia coba aplikasikan di setiap kesempatan bersama guru, karyawan dan murid-murid.

“Hal-hal kecil dimulai dari diri sendiri untuk menunjukkan sikap sebagai warga sekolah yang berbudaya, misalnya dengan memunculkan sikap saling menghargai,” kata dia seperti dikutip Antara, Selasa (13/9/2016).

Rahmat menjelaskan sikap saling menghargai tersebut ditunjukkan dengan aksi mematikan mesin kendaraan saat memasuki lingkungan sekolah yakni dari gerbang sekolah sampai dengan tempat parkir. Dengan mematikan mesin kendaraan menurutnya hal tersebut akan meminimalisir gangguan suara terhadap siswa-siswi yang sedang melangsungkan proses belajar-mengajar.

Advertisement

Ia melanjutkan, dengan sikap saling menghargai akan menjadi dasar bagi warga sekolah untuk menumbuhkan sikap-sikap toleransi berkelanjutan sehingga membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Meskipun begitu pihaknya tak lantas meninggalkan karakter yang menjadi ciri khas setiap sekolah budaya. Seperti menggerakkan siswa dan warga sekolah untuk aktif dalam setiap kegiatan yang menunjang pemeliharaan kebudayaan khususnya budaya jawa.

Sejak diturunkan SK Dari Provinsi untuk terlibat sebagai Sekolah Budaya pada 2014 lalu, SMK N 2 Wonosari menggiatkan sejumlah aktivitas yang membuat warga sekolah khususnya siswa agar lebih mengenal kebudayaan lokal. Salah satunya yakni pengenalan alat-alat music tradisional, tokoh-tokoh pewayangan, ataupun pengetahuan seni membatik. Tak jarang pihaknya mendatangkan sejumlah narasumber untuk memberikan workshop terkait kegiatan budaya dan kesenian tertentu.

“Diadakan workshop khusus supaya anak didik mengenal lebih dahulu tentang keunikan dari setiap kebudayaan dan kesenian lokal yang ada,” ujar Rahmat.

Advertisement

Guru Seni dan Budaya SMK N 2 Wonosari, Ning Tri Kadarwati mengatakan meskipun pembelajaran di SMK N 2 Wonosari merupakan bidang kejuruan namun ia melihat semangat siswa untuk mengenal budaya dan seni sangat besar. Hal tersebut ditunjukkan saat mata pelajaran Seni dan Budaya berlangsung.

“Kreatifitas anak-anak itu patut diacungi jempol, hanya saja mereka kurang dapat berekspresi karena keterbatasan waktu jam pelajaran mapel Seni dan Budaya yang hanya dua jam dalam satu minggu,” kata Ning.

Beberapa karya yang telah dihasilkan yakni pembuatan desain batik dengan tema motif yang disesuaikan dengan jurusan masing-masing. Kreatifitas yang dimunculkan siswa tersebut menurutnya cukup unik dan menunjukkan keinginan siswa untuk menggabungkan kebudayaan yang selama ini dianggap kuno dengan kecintaan mereka yakni yang terkait dengan jurusan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif