News
Rabu, 14 September 2016 - 10:00 WIB

Migrasi Pelanggan Listrik Subsidi ke Nonsubsidi Belum Capai Target

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan kelistrikan (JIBI/Solopos/Dok)

Migrasi pelanggan listrik subsidi ke nonsubsidi di Solo dan Sukoharjo belum capai target.

Solopos.com, SOLO—Program tambah daya gratis dari 900 VA ke 1.300 VA yang digulirkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Surakarta belum mencapai target yang diharapkan. PLN masih membuka peluang masyarakat yang ingin menaikkan daya secara cuma-cuma hingga akhir Desember.

Advertisement

Manajer PLN Rayon Grogol, Sumanto, mengatakan hingga Juni pelanggan yang mengikuti program tambah daya gratis ini ada 500-an pelanggan. Angka ini masih jauh dari target sekitar 1.800 pelanggan yang migrasi ke listrik non subsidi sampai Juni 2016.

“Di Rayon Grogol ada sekitar 500 pelanggan yang pindah ke listrik non subsidi. Padahal target kami di Grogol ada 1.800 pelanggan yang pindah. Tetapi program penambahan daya listrik masih kami buka sampai Desember 2016,” paparnya saat bertandang ke Griya Solopos, Selasa (13/9/2016).

Belum tercapainya target migrasi pelanggan ke listrik non subsidi tersebut juga terjadi di PLN Rayon Manahan. Manajer PLN Rayon Manahan, Isti Hartati, mengatakan ada sekitar 600 pelanggan yang sudah bermigrasi ke listrik non subsidi. Padahal, target yang diharapkan adalah sekitar 2.200 pelanggan yang bermigrasi.
Saat ini, PLN masih gencar mensosialisasikan program tambah daya gratis tersebut.

Advertisement

Permasalahan yang sering dijumpai adalah banyaknya pelanggan PLN yang sudah pindah domisili. Sedangkan, penghuni rumah yang baru juga cukup banyak dinyatakan mampu secara ekonomi.

PLN juga melakukan pendekatan kepada pelanggan yang diduga menggunakan konsumsi listrik dari batas normal. Teguran disampaikan PLN melalui surat dan disurvei secara langsung dengan memberikan penawarkan bermigrasi ke 1.300 VA.

“Di Rayon Manahan pengguna listrik subsidi masih sangat banyak. Tetapi setelah kami datangi mereka cukup mudah untuk mengiyakan dan akhirnya mereka mau pindah daya,” jelasnya.

Advertisement

Menurutnya, mayoritas warga enggan bermigrasi ke listrik non subsidi karena takut membayar lebih mahal. Padahal, warga secara ekonomi masih cukup mampu. “Kita berusaha untuk menyadarkan, apakah mereka ini masih patut untuk menerima subsidi padahal mereka mampu,” urainya.

PLN pun memberikan jaminan proses pemindahan daya bisa berlangsung lebih cepat. Bahkan, pemindahan paling cepat bisa dilakukan dalam waktu dua hari.

Sebelum adanya program ini, masyarakat yang ingin menambah daya listrik dikenakan biaya. Biaya yang harus dikeluarkan biasanya mencapai Rp800.000-an. Uang itu digunakan sebagai biaya penyambungan. Bagi pelanggan pascabayar ada biaya penyesuaian uang jaminan langganan (UJL) yang besarnya sesuai daya kontrak yang baru. Sementara, hingga saat ini jumlah pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA di Area Surakarta sekitar 440.900 pelanggan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif