Jogja
Selasa, 13 September 2016 - 01:20 WIB

TIPS KESEHATAN : Bantu Anak Menyadari Rokok Itu Tidak Sehat, Ini Caranya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deklarasi Rumah Bebas Rokok (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Tips kesehatan mengenai bahaya rokok pada anak

Harianjogja.com, JOGJA — Perilaku merokok yang sudah begitu membudaya di Indonesia secara langsung telah berdampak secara psikologis pada anak.  Tak sedikit anak yang masih berusia dini sudah mengenal dan menghisap rokok.

Advertisement

Psikolog Klinis dari Lembaga Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPPSDM) AKSITA, Lucia Peppy Novianti mengungkapkan upaya memproteksi anak dari lingkungan perokok kuncinya adalah pada komunikasi orang tua dan anak. Dalam keluarga, dari orang tua harus lebih dulu memiliki komitmen yang kuat.

“Sebelum menjelaskan ke anak merokok itu sesuatu yang buruk, maka orang tua juga harus punya komitmen. Orang tua ya, tidak merokok,” ungkap Lucia pekan lalu.

Usia remaja cukup rentan meniru kebiasaan merokok pada orang dewasa. Lucia mengatakan, pada usia remaja, ada kecenderungan anak melihat merokok sebagai sesuatu yang keren. Tak jarang itulah yang membuat mereka tertarik untuk mencoba merokok agar dianggap keren dan bisa menjadi idola.

Advertisement

Upaya memproteksi anak dari bahaya merokok, tidak tepat jika dilakukan dengan cara menakut-nakuti, terutama jika itu dilakukan pada remaja. Pada usia remaja, anak masih dalam proses mencari jati diri dan orang tua mestinya membantu menemukan jati diri mereka.

Lucia menjelaskan, orang tua tidak perlu langsung marah ketika mendapati anaknya merokok. Beri ruang untuk anak menjelaskannya. Ajak anak berkomunikasi dan bertukar pendapat, yakni dengan tidak langsung memberikan penilaian negatif tentang rokok pada anak.

“Orang tua harus mendengarkan dulu penilaian anak tentang rokok. Bagaimana rokok itu menurut mereka. Kalau sudah ada penolakan dari penilaian mereka tentang rokok, maka orang tua tinggal menguatkan pemikiran mereka. Bantu anak menjadi idola tanpa harus mengikuti tren merokok,” jelas Lucia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif