Jogja
Selasa, 13 September 2016 - 22:20 WIB

IDULADHA 2016 : Ratusan Hewan Kurban di Bantul Terinfeksi Cacing Hati, dari Mana Asalnya?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Iduladha 2016 di Bantul, ditemukan ratusan hewan kurban yang terinfeksi cacing hati

Harianjogja.com, BANTUL–Penyembelihan hewan kurban memang belum selesai, namun dari pantauan Dinas Pertanian dan Kehutanan  (Dispertahut) Kabupaten Bantul menemukan 193 ekor sapi kurban terinfeksi cacing hati. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 169 ekor sapi.

Advertisement

Kelapa Dispertahut Pulung Hariyadi menyebutkan dari total 4.563 ekor sapi yang disembelih saat kurban terdapat 193 ekor sapi yang terinfeksi cacing hati. “Temuan ini merata di 17 kecamatan yang kami pantau,” uajarnya, Selasa (13/9/2016).

Selain sapi, terdapat 17 ekor kambing yang terinfeksi cacing hati dari jumlah total 4.995 ekor yang disembelih. Sedangkan untuk domba terdapat 12 ekor yang terinfeksi cacing hati dari total 6.227 ekor domba yang disembelih.

Advertisement

Selain sapi, terdapat 17 ekor kambing yang terinfeksi cacing hati dari jumlah total 4.995 ekor yang disembelih. Sedangkan untuk domba terdapat 12 ekor yang terinfeksi cacing hati dari total 6.227 ekor domba yang disembelih.

Angka tersebut merupakan hasil pemantauan dari 1.845 titik pemotongan hewan kurban oleh tim Dispertahut. Menurut Pulung jumlah kasus cacing hati pada hewan kurban pada tahun ini meningkat.

Peningkatan ini terutama terjadi pada jumlah sapi yang terinfeksi, pada tahun lalu terdapat 169 kasus, sekarang 193 ekor. Data tersebut menurutnya masih akan bertambah mengingat penyembelihan hewan kurban di beberapa titik masih belum selesai.

Advertisement

Namun, jika dirunut lagi, banyaknya hewan kurban yang terinfeksi cacing hati bukan berasal dari Bantul. Menurutnya banyak pasokan hewan dari luar darah yang lepas dari pemantauan Dispertahut.

Sementara itu salah seorang Dokter Hewan, Dodi Yudhabuntara menjelaskan penyebab utama hewan yang terifeksi cacing hati berasal dari konsumsi hewan tersebut.

“Cacing itu berasal dari apa yang dimakan hewan tersebut, misalnya cacing terdapat di rumput kemudian dimakan lalu hidup di dalam tumbuh hewan,” ujar Dodi yang merupakan Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Advertisement

Kasus hewan yang terinfeksi cacing hati menurut dia lazim terjadi di daerah yang memiliki cuaca cenderung basah, karena cuaca basah sangat mendukung untuk cacing berkembang biak. Dia mencontohkan daerah yang kering seperti Gunungkidul akan lebih sedikit hewan yang terinfeksi cacing hati.

Meski begitu  Dodi mengatakan cacing hati pada hewan tidak berbahaya bagi manusia. Namun menurutnya daging hewan yang telah terinfeksi cacing hati sebaiknya tidak dikonsumsi.

Dapat dikonsumsi pada bagian lain yang tidak terinfeksi, jika bagian yang terinfeksi terlanjur dikonsumsi hal itu menurutnya tidak berbahanya. Hanya saja kata dia daging tersebut sudah tidak ada memiliki kandungan gizi lagi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif