Soloraya
Senin, 12 September 2016 - 16:15 WIB

IDUL ADHA 2016 : Sembelih 28 Ekor Sapi, Masjid di Sragen "Kalahkan" Istiqlal Jakarta

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan warga membuat paket daging kurban untuk 1.000 kepala keluarga (KK) di Perumahan Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Senin (12/9/2016). Paket daging kurban itu diambil dari 28 ekor sapi dan lima ekor kambing yang disembelih di kompleks Masjid Al Hikmah Margoasri. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Idul Adha 2016 kali ini Masjid Al Hikmah Perumahan Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen menyembelih 28 ekor sapi dan lima ekor kambing.

Solopos.com, SRAGEN – Jarum jam baru menunjukkan pukul 09.30 WIB. Aktivitas penyembelihan itu dimulai pukul 08.00 WIB. Selama 1,5 jam, panitia penyembelihan hewan kurban di masjid itu sudah menyembelih 21 ekor sapi dari 28 ekor sapi kurban. Padahal hanya melibatkan tiga orang jagal.

Advertisement

“Sapi nomor 22 siap disembelih. Tolong disiapkan di halaman masjid,” suara itu menggema dari pengeras suara Masjid Al Hikmah Perumahan Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Senin (12/9/2016).

Panitia menargetkan pukul 11.00 WIB, semua aktivitas penyembelihan dan pengulitan hewan kurban tuntas. Selain 28 ekor sapi, panitai juga menyembelih lima ekor kambing. Sebanyak 600 orang yang terlibat dalam proses penyembelihan hingga distribusi daging kurban.

Advertisement

Panitia menargetkan pukul 11.00 WIB, semua aktivitas penyembelihan dan pengulitan hewan kurban tuntas. Selain 28 ekor sapi, panitai juga menyembelih lima ekor kambing. Sebanyak 600 orang yang terlibat dalam proses penyembelihan hingga distribusi daging kurban.

Ratusan orang panitia itu bukan hanya warga Margoasri tetapi juga ada mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo dan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Mereka bekerja sesuai dengan tugas masing-masing. Ada 12 orang yang mengkoordinasi setiap kegiatan, mulai dari penyembeliha, pengulitan, pemotongan tulang, pemotongan daging, pembakaran kaki, dan kepala, sampai ke pengepakan daging, tulang, dan jeroan hewan kurban.

Advertisement

Amrih dan panitia lainnya hanya butuh waktu tiga jam untuk menuntaskan proses penyembelihan itu. Kunci kecepatan penanganan daging kurban itu terletak pada jumlah tenaga dan ketersediaan perlengkapan. Kebutuhan timbangan sebanyak 40 unit disiapkan dari pinjaman. Dua unit mesin pemotong tulang disiapkan yang terdiri atas mesin milik masjid dan satu mesin pinjaman.

“Kami juga menyediakan sumur dalam dengan kedalaman 40 meter untuk kebutuhan pencucian jeroan hewan kurban. Kalau mengandalkan air dari PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum] tak cukup. Semua kotoran diborongkan tenaga dari luar. Limbahnya diambil oleh mobil tangki sedot tinja dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sragen,” kata Ketua Panitia Kurban, Suparno.

Suparno menyampaikan sudah empat tahun terakhir jumlah hewan kurban di Margoasri mencapai 28-29 ekor. Puluhan hewan kurban itu dihimpun dari 196 orang dari 12 rukun tetangga (RT) yang ada di perumahan itu. Perumahan tersebut dihuni 1.000 kepala keluarga (KK) dari berbagai kalangan, mulai dari pegawai negeri sipil (PNS), buruh, hingga pengusaha lokal.

Advertisement

“Sebenarnya ada dua masjid di perumahan ini, yakni Masjid Al Hikmad dan Al Mukmin. Semua warga sepakat proses penyembelihan kurban dijadikan satu di Masjid Al Hikmah. Takmir dua masjid itu juga terlibat jadi panitia semua,” katanya.

Panitia menggunakan empat jenis plastik untuk membedakan distribusi daging kurban. Plastik ungu untuk 1.000 paket daging yang diperuntukan bagi KK di Margoasri dengan berat 1 kg daging plus 4 ons tulang dan jeroan. Plastik putih untuk 1.000 paket untuk bakti sosial di luar daerah dengan berat 3 ons daging plus tulang dan jeroan. Kemudian ada plastik kuning untuk membungkus 600 paket daging kurban bagi panitia. Satu plastik warna lorek digunakan sebagai tempat daging kurban sebanyak 1.960 paket bagi warga yang berkurban. Setiap warga yang berkurban mendapat 10 paket.

“1.000 paket daging kurban didistribusikan ke wilayah Kabupaten Grobogan dan Boyolali di seputaran Waduk Kedung Ombo (WKO). Distribusi daging di sana dikoordinasi mahasiswa Unisri. Selain itu, sebagian paket daging itu dikirim ke Jenar di bawah koordinasi mahasiswa Univet Bantara Sukoharjo. Sisanya untuk memenuhi permohonan puluhan proposal yang masuk ke panitia,” kata Suparno yang diamini Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Suprapto.

Advertisement

Untuk kebutuhan sarapan dan makan siang dicukupi para ibu perwakilan dari 12 RT. Ahmad Yunianto, 60, rajin berkurban tiap tahun. Pada tahun ini, Ahmad cukup iuran Rp2,6 juta bersama enam warga lainnya untuk membeli sapi kurban. “Ada juga yang ingin sapinya besar dengan iuran Rp3 juta per orang. Dengan iuran Rp2,6 juta saja bisa mendapat sapi seharga Rp17,5 juta,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif