Soloraya
Senin, 12 September 2016 - 10:15 WIB

IDUL ADHA 2016 : 10.000 Warga Sragen Laksanakan Salat Id Bersama Forpimda

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (bermukna merah muda tengah) berdiri di saf paling depan saat melaksanakan ibadah Salat Idul Adha di halaman Kantor PD BPR Djoko Tingkir Sragen, Senin (12/9/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Idul Adha 2016 kali ini ribuan warga Sragen mengikuti Salat Id di Jl. Sukowati.

Solopos.com, SRAGEN—Para pimpinan daerah yang tergabung dalam Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) melaksanakan Salat Idul Adha bersama 10.000 orang di Jl. Raya Sukowati mulai dari depan Rubasan hingga simpang tiga pojok dan Alun-alun Sasana Langen Putra, Senin (12/9/2016) pagi. Mereka khusyuk beribadah yang dipimpin oleh Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sragen, Mahmudi.

Advertisement

Wakil Bupati Dedy Endriyatno bersama Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso, Komandan Kodim 0725/Sragen Letkol (Inf) Denny Marantika, dan para pejabat eselon II duduk di saf paling depan. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berada di saf jemaah perempuan paling depan di halaman kantor Perusahaan Daerah (PD) BPR Djoko Tingkir.

Takbir dilantunkan Mahmudi sebanyak tujuh kali sebagai awalan salat. Setelah dua rekaat selesai dilaksanakan, giliran Ahmad Baidhlowi, hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Sragen bergegas naik mimbar. Ahmad diamanahi sebagai khatib dalam ritual rutin ibadah Idul Adha itu. Ia menyampaikan materi khotbah dengan tema Idul Adha dan Kesalihan Sosial.

Dalam khotbah itu, Ahmad mengingatkan jemaah agar mengambil pelajaran atas figur Nabi Ibrahim yang selalu memohon keturunan yang salih hingga akhirnya diberi Nabi Ismail. Ahmad mengingatkan orang tua yang memiliki tanggung jawab atas moral generasi muda sekarang. Ia prihatin dengan moral generasi muda dengan banyaknya kasus-kasus kriminal, seperti perkelahian, pencurian, narkoba, pemerkosaan, perzinaan, dan kasus lainnya. Orang tua berkewajiban mendidik anak yang menjadi amanah Allah dengan sebaik-baiknya.

Advertisement

“Pelajaran berikutnya dari Ibrahim adalah keharusan mempertahankan dan memperkokoh idealisme seorang mukmin yang selalu berada di jalan yang benar. Dalam sejarah, Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang dianggap sebagai sesembahan. Pada usia tua, Ibrahim menerima wahyu untuk menyembelih anaknya dan kemudian anaknya diganti hewan kurban,” katanya.

Pelajaran selanjutnya, Ahmad menekankan pada dialog yang dilakukan Ibrahim dengan putranya, Ismail, setelah bermimpi untuk menyelebihnya. Ia mengatakan dialog menjadi kata kunci untuk menyelesaikan masalah. Selain itu, Ahmad mencatat dalam berkurban ada solidaritas kemanusiaan lewat distribusi hewan kurban. “Islam, agama yang peduli kepada fakir dan miskin. Dengan berkurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan dan peka terhadap masalah sosial. Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan kesalihan sosial,” katanya.

Usai salat bersama, Bupati dan pimpinan daerah lainnya bersarapan bersama dengan makan soto di pinggir Jl. Raya Sukowati. Mereka akrab saat berbincang-bincang ringan sembari menikmati hangatnya soto dan teh hangat.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif