Soloraya
Minggu, 11 September 2016 - 09:30 WIB

APBD BOYOLALI : DAK Jampersal Dipangkas Rp3 Miliar, Program RTK Dikurangi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

APBD Boyolali, Pemkab mengurangi program RTK imbas dari pemangkasan DAK Jampersal.

Solopos.com, BOYOLALI–Kebijakan pemerintah pusat memangkas dana alokasi khusus (DAK) tahun ini berdampak pada pengurangan program-program prioritas khususnya di bidang kesehatan Kabupaten Boyolali.

Advertisement

Belakangan diketahui, selain memangkas DAK untuk infrastruktur senilai Rp12 miliar, pemerintah pusat juga memangkas DAK untuk jaminan persalinan (jampersal) senilai Rp3 miliar. Jika alokasi awal DAK untuk jampersal di Boyolali senilai Rp4,6 miliar, dengan pemangkasan ini Boyolali hanya menerima DAK untuk jampersal senilai Rp1,5 miliar.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S.Lina, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (10/9/2016). Pemangkasan DAK jampersal ini sempat dipertanyakan Fraksi Partai Gerindra dalam pembahasan APBD Perubahan 2016 Boyolali.

Ketua Fraksi Partai Gerindra, Widodo, mengatakan pemangkasan dana jampersal ini akan sangat terasa dampaknya bagi keluarga tidak mampu karena pengguna jampersal rata-rata adalah keluarga berpenghasilan rendah. Widodo mempertanyakan strategi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali terkait upaya mengatasi masalah pemangkasan anggaran ini.

Advertisement

Ratri menjelaskan DAK jampersal tahun ini tidak dipergunakan untuk membiayai persalinan warga tidak mampu melainkan untuk program Rumah Tunggu Kelahiran (RTK). Pembiayaan persalinan warga tidak mampu sudah dikaver program-program dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Dengan pemangkasan DAK jampersal ini, RTK yang sedianya kami buka di 13 lokasi, akhirnya hanya kami buka di 10 lokasi,” kata Ratri.

RTK dibuka di tempat-tempat yang dekat dengan fasilitas kesehatan (faskes), seperti puskesmas dan rumah sakit. RTK bertujuan memperpendek jarak antara faskes dengan warga yang hendak melahirkan. Warga yang hendak melahirkan namun masih menunggu proses bukaan, tidak perlu pulang ke rumah apalagi jika jarak rumah dengan faskes jauh. Cukup menunggu atau singgah di RTK. Di RTK ada satu kader yang siap mendampingi ibu-ibu hamil. RTK diharapkan menekan angka kematian bayi dan ibu saat melahirkan.

Advertisement

“RTK-RTK yang selama ini kurang produktif akan kami tinjau ulang lagi, tahun ini kami hanya akan buka 10 RTK,” tambah Ratri.

RTK awalnya merupakan Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikembangkan Dinkes. Ke depan, RTK akan dikembalikan untuk dikelola masyarakat seperti halnya posyandu.

Selain untuk RTK, Dinkes Boyolali juga memanfaatkan DAK untuk program prioritas kesehatan ibu dan anak (KIA) yang lain. Dinkes akan mengembangkan sistem informasi kesehatan khusus gizi dan anak yang disebut Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) Gizi dan KIA. Selain memberikan informasi mengenai kesehatan gizi dan anak bagi ibu hamil, pengembangan sistem informasi ini juga mendukung program smart city di Boyolali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif