Entertainment
Jumat, 9 September 2016 - 12:15 WIB

SIPA 2016 : Maya Hasan Hipnotis Penonton Saat Pembukaan SIPA

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Maya Hasan, tampil menghibur tamu undangan dan penonton Solo International Performing Art (SIPA) 2016 di kompleks Benteng Vastenburg, Solo, Kamis (8/9/2016). SIPA 2016 yang betema Mahaswara tersebut akan berlangsung hingga Sabtu (10/9/2016) yang menampilkan delegasi dari dalam dan luar negeri. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

SIPA 2016 yang pembukaannya digelar di Benteng Vastenburg, Kamis (8/9/2016) berlangsung meriah.

Solopos.com, SOLO – Event Solo International Performing Arts (SIPA) ke depan diharapkan agar dapat menjadi pemersatu seni dan pertunjukan yang ada di dunia. Harapan ini disampaikan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo pada pembukaan SIPA 2016 di Benteng Vesterburg, Kamis (8/9/2016) malam.

Advertisement

“Indonesia mampu mempersatukan seni pertunjukan seluruh dunia,” ujar Wawali.

Pembukaan SIPA berlangsung meriah ditandai pemukulan kenong oleh Achmad Purnomo, Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif , Endah Wahyu Sulistianti, Direktur Direktur SIPA Community, Irawati Kusumorasri, dan perwakilan Pemprov Jateng.

Advertisement

Pembukaan SIPA berlangsung meriah ditandai pemukulan kenong oleh Achmad Purnomo, Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif , Endah Wahyu Sulistianti, Direktur Direktur SIPA Community, Irawati Kusumorasri, dan perwakilan Pemprov Jateng.

Berbarengan dengan pemukulan kenong disertai dengan pesta kembang api yang disulut ribuan penonton yang hadir serta dari sekitar panggung utama. Pesta kembang api menghiasi langit Benteng Vesterbug yang sempat turun gerimis berlangsung sekitar lima menit.

Deputi Bidang Hubungan Antarlembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif , Endah Wahyu Sulistianti mengungkapkan SIPA yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi Wali Kota Solo memiliki peran sangat penting dalam seni pertunjukan di Indonesia.

Advertisement

Setelah pembukaan disusul penampilan maskot SIPA 2016, Peni Candra Rini naik ke atas panggung didukung belasan para penari dari Sanggar Semarak Candrakirana.

Peni yang menampilkan kolaborasi musik, tari, vocal berjudul Mahaswara juga didukung musisi dari luar negeri yakni Philip Graulty dari Amerika Serikat, Rodrigo Parejo dari Spanyol, dan Blessing Chimanga dari Zimbawe.

Suara Peni yang melengking tinggi ditimpali dengan irama musik yang memadukan antara gemalan Jawa dan musik modern menjadikan tontonan yang menarik.

Advertisement

Mahaswara membawa pesan suara kemanusiaan seperti perdamaian, pelestarian alam, persahabatan dan lainnya agar terjadi harmonisasi kehidupan. Setelah Peni turun panggung disusul penampilan Park Na Hoon dari Korea Selatan yang membawakan tarian berjudul Three Airs atau tiga udara.

Tarian itu dibawakan oleh tiga orang, satu di antaranya perempuan yang mengenakan pakain putih-putih sambil membawa gelembung seperti balon berwarna putih.

Three Airs menceritakan tentang kebenaran dan kehidupan manusia dari tiga organism luar biasa yang terdiri dari udara. Dalam kehidupan terkadang ada hal eksentrik, bodoh, dan palsu yang dalam nada yang sama rasa haus akan udara serta organism merupakan fakta bahwa perbuatan itu tidak realitas.

Advertisement

Pemain harpa perempuan terbaik Indonesia, Maya Hasan dari Jakarta yang tampil setelah Park Na Hoon menampilkan kelincahan jari-jemarinya memainkan alat petik tersebut.

Mengenakan kebaya merah karya desainer Solo, Joko S.S.P, Maya langsung memainkan beberapa lagu instrumentalia termasuk karyanya sendiri berjudul Rising Sun.

“Selamat malam Kota Solo, saya sangat senang sekali bisa tampil di sini karena saya cinta Solo termasuk kebaya yang saya pakai karya desainer Solo, Joko S.S.P,” kata Maya menyapa penonton.

Maya kemudian berkolaborasi dengan pesinden Solo, Mutiara Dewi membawakan lagu tentang Tangkuban Perahu. Mutiata Dewi yang mengenakan kebaya putih duduk sambil memainkan kendang.

Menutup pentasnya, Maya membawakan lagu bejudul Cinta yang dipopulerkan almarhum Chrisye yang mendapatkan tepuk tangan meriah dari penonton.

Setelah Maya Hasan penampilan selanjutnya adalah Djaduk Ferianto dan Kua Etnika dari Jogja, Premijit Manipuri Dance Group dari India, Park Na Hoon dari Korea Selatan dan terakhir Dewa Budjana (Jakarta).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif