Soloraya
Jumat, 9 September 2016 - 19:40 WIB

CAGAR BUDAYA SOLO : Ndalem Kalitan Dibuka Terbatas untuk Publik

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Cagar budaya Solo, keluarga Cendana menyatakan Ndalem Kalitan dibuka secara terbatas untuk pengunjung.

Solopos.com, SOLO–Perwakilan Keluarga Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto menampik kabar rencana pembukaan Ndalem Kalitan sebagai salah satu destinasi wisata cagar budaya Kota Solo. Rumah kedua Keluarga Cendana tersebut hingga kini dibuka secara terbatas untuk pengunjung.

Advertisement

Sebelumnya, Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, Agus Djoko Witiarso, mengemukakan ada perwakilan pihak keluarga Presiden Soeharto yang berkonsultasi ke Pemkot ihwal pemanfaatan Ndalem Kalitan sebagai destinasi pariwisata Kota Solo.

Kepala Rumah Tangga Ndalem Kalitan, R.M. Agus Surindra, menyatakan tidak ada pihak keluarga Presiden Soeharto yang mendatangi Pemerintah Kota (Pemkot) ihwal pembukaan bangunan cagar budaya tersebut khusus sebagai destinasi pariwisata.

“Tidak ada pihak keluarga yang ke sana. Selama ini memang pernah ada wacana tapi tidak pernah disampaikan keluar,” terang dia saat ditemui Solopos.com di Ndalem Kalitan, Jumat (9/9/2016).

Advertisement

Lebih lanjut Agus menjelaskan Ndalem Kalitan belum memungkinkan dibuka untuk umum lantaran belum ada persetujuan dari keluarga Almarhum Soeharto dan Almarhumah Tien Soeharto. Selain itu, dia menyebut bangunan seluas kurang lebih satu hektare tersebut juga terkadang ditutup untuk keperluan pihak keluarga ketika pulang atau punya acara di sana.

“Saya kira Ndalem Kalitan belum kondusif dibuka secara umum. Selama ini pengelolaan full pribadi dari keluarga. Sampai sekarang juga belum ada perintah dari keturunan beliau [Pak Harto],” jelasnya.

Meskipun tidak dibuka khusus sebagai destinasi wisata cagar budaya, Agus mengatakan pengunjung umum diperkenankan menyambangi istana kecil bergaya klasik Jawa asri itu setiap hari mulai pukul 08.00 WIB-18.00 WIB. Pengunjung tidak dipungut biaya masuk dan hanya diminta meninggalkan tanda pengenal.

Advertisement

“Sebulan sekali rata-rata Ndalem Kalitan dikunjungi 1.500 orang baik dari dalam maupun luar negeri. Biasanya banyak ketika hari libur. Kebanyakan mereka memiliki ikatan emosional dengan Pak Harto atau Ibu Tien. Ada juga rombongan wisatawan religi ziarah Wali Songo yang singgah di sini,” bebernya.

Selain terbuka secara terbatas, Agus mengatakan Ndalem Kalitan juga pernah dimanfaatkan untuk kegiatan internasional yang digelar Pemkot Solo. “Dulu Pemkot pernah menjadi tuan rumah penyelenggara Women International Club. Mereka ingin menyelenggarakan makan siang di pendapa. Setelah diberi izin ahli waris, acara boleh digelar di sini,” tuturnya.

Disinggung soal rencana pembuatan Monumen Pembangunan Soeharto di Ndalem Kalitan, Agus mengaku belum mendengar. “Kalau untuk Pak Harto sudah ada museumnya sendiri di Godean [Jogja]. Kemungkinan malah Museum Ibu Tien Soeharto karena tempat ini dipersembahkan Ibu Tien untuk kedua orang tuanya. Selain itu, penghargaan untuk beliau cukup banyak. Tapi itu baru sebatas rengeng-rengeng,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif