News
Rabu, 7 September 2016 - 11:19 WIB

SIDANG KOPI BERSIANIDA : Pakar Kimia Curiga Jessica Masukkan Sianida di Sedotan Mirna

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jessica Wongso di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (20/1/2016). Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum memeriksa Jessica terkait kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal dunia karena sianida dalam es kopi Vietnam yang diminumnya di Olivier Cafe Grand Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Sidang kopi bersianida berlanjut. Di luar itu, ayah Mirna mengutip ketarangan pakar kimia soal kemungkinan Jessica memasukkan sianida di sedotan Mirna.

Solopos.com, JAKARTA — Ayah Wayan Mirna Salihin, Eddy Darmawan Salihin, kembali menunjukkan sesuatu yang diharapkan bisa memperkuat dakwaan bahwa Jessica Wongso membunuh Mirna dengan sianida. Ada dua hal yang disampaikan Darmawan, yaitu adanya red cherry dan kesimpulan dari pakar farmasi dari Australia, Dr. Theo.

Advertisement

Pertama, Darmawan mengatakan pembantunya menemukan ada red cherry dari foto jenazah Mirna di RS Abdi Waluyo. “Pembantu anak saya habis sidang kemarin itu tanya, ‘red cheerry itu apa sih, Non?’. Dijawab ‘itu lho kayak buah cherry merah’. Nah dia bilang, ‘waktu itu saya juga lihat’,” kata Darmawan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016), kepada TV One, menceritakan percakapan pembantunya itu.

Pembantu tersebut kemudian menunjukkan foto jenazah Mirna saat itu. Menurut Darmawan, warna itulah yang dicari selama ini sebagai bukti bahwa Mirna meninggal karena sianida. “Ini [foto] kejadian tanggal 6 [Januari 2016], [dibandingkan dengan foto jenazah Mirna] di Darmais yang putih semuanya, saat itu mau dimandikan. Yang ini [foto sebelumnya] warnanya red cherry. Kalau di foto Android, keliatan merah sekali. Ini jamnya beda, warna beda, kain pembungkus juga beda,” katanya.

Advertisement

Pembantu tersebut kemudian menunjukkan foto jenazah Mirna saat itu. Menurut Darmawan, warna itulah yang dicari selama ini sebagai bukti bahwa Mirna meninggal karena sianida. “Ini [foto] kejadian tanggal 6 [Januari 2016], [dibandingkan dengan foto jenazah Mirna] di Darmais yang putih semuanya, saat itu mau dimandikan. Yang ini [foto sebelumnya] warnanya red cherry. Kalau di foto Android, keliatan merah sekali. Ini jamnya beda, warna beda, kain pembungkus juga beda,” katanya.

Tak hanya itu, Darmawan juga mengutip keterangan Dr. Theo, pakar farmasi dan kimia yang sempat diwawancarai oleh MNC TV pada 25 Agustus 2016 lalu. Dalam keterangan yang juga diunggah di Youtube tersebut, Theo menyatakan kemungkinan racun sianida tersebut dimasukkan melalui sedotan, lalu sedotan tersebut dicelupkan ke dalam gelas.

“Sedotannya kenapa di minuman Mirna? Karena dia colok dulu sianida di WC, lalu dibawa ke Olivier [Cafe], karena kalau dia lakukan di kafe, kelamaan. Makanya dia keluarkan sesuatu dari tasnya, dia taruh itu dia yang beleber ke kopinya,” kata Darmawan.

Advertisement

Dr Theo merupakan ahli farmasi dan kimia yang mendapatkan gelar doktornya di Universitas Magdeburg, Jerman. Saat ini dia tinggal di Australia. Berikut penuturan lengkapnya, 25 Agustus lalu, soal perkiraannya soal kemungkinan Jessica memasukkan sianida ke gelas kopi Mirna.

“Saya ke Indonesia memang sekalian untuk produk saya yang beredar di Indonesia. Hari ini saya hadir di sidang ini, saya mengikuti sidang ini sejak awal. Saya selalu mengikuti lewat kompas.com dan mempelajari dengan seksama.

Hal yang sangat mencurigakan, terdakwa lihai sekali dalam menyembunyikan perbuatan laknat itu. Kalau menurut teori saya dan saya tahu daya larut sianida dan pelepasan siandai dalam air, saya yakin sianida serbuk itu disemubunyikan dalam sedotan yang akan dipergunakan oleh Mirna.

Advertisement

Karena kalau dilihat dari terdakwa menyembunyikan terdakwa di belakang paperbag itu terlalu lama apabila dibubuhkan seperti gula, jadi sudah dipersiapkan begitu seksama. Saya juga melihat di sidang, persiapan terdakwa sangat teliti, sampai-sampai dia menyiapkan bioderma untuk menghilangkan gatal-gatal di kulit dan tangan.

Terdakwa lihai apabila sianida dimauskkkan dalam suhu tinggi langsung menjadi gas sianida yg akan menyerang dirinya sendiri. Karena itu dia menunggu es kopi itu jadi dingin. Dan saya berpendapat, serbuk racun itu disembunyikan dalam sedotan. Mungkin dipersiapkan di toilet Grand Indonesia atau di tempat lain kemudian sewaktu menyediakan racun sianida itu terkena tangannya dan celananya. Karena itu, gatal-gatal dan menembus celananya menjadi gatal-gatal dan kemudian dia mempoersiapkan begitu lihai sehingga dia mengeluarkan sianida dalam sedotan itu langsung dicemplungkan saja ke dalam es kopi Vietnam ketika dihalangi paperbag.

Kalau kita tahu kelarutan serbuk dalam air, maka akan nyata ketika sedotan mengandung serbuk sianida dicempolungkan ke dalam es kopi yang akan keluar pertama kali adalah bagian bawah sedotan itu larut ke dalam es kopi dingin.

Advertisement

Yang bagian atas kemungkinan masih ada serbuk, atau larutan yang sangat pekat. Ketika Mirna menyedot itu, kemungkinan dia menyedot larutan sangat pekat. Saya bisa membandingkan yang ada di larutan es kopi Vietnam yang dicoba Hanie konsetrasinya tidak sepekat Mirna. Berdasarkan yang saya ketahui, yang dicoba hanie hanya setetes, bukan sedotan.

Jadi kuncinya ada disedotan itu, apabila mencempolungkan secotan bersianida itu ke dalam es kopi vietnam, terdakwa hanya perlu waktu kurang dari 1 detik saja, dan tidak terlihat CCTV. Dosis 0,2 mg/l itu pasti membunuh orang, yang lebih kecil dari itu bisa karena terjadi peruraian dalam tubuh manusia dan menghentikan penyerapan oksigen yang kita butuhkan, oleh otak, seluruh tubuh, itulah kekejaman racun sianida itu.

Saya pernah pergi ke Kafe Olivier, dan saya mencoba memasukkan gula pasir dalam sedotan. Dan terlihat ketika teman saya menyedot Vietnam kopi itu sangat manis, dan ketika hanya minum dari gelas tidak terlalu manis.”

Theo mengatakan jaksa bisa mendengarkan teorinya karena dia tidak bisa bersaksi di persidangan. “Karena saya tidak dapat BAP dan saya bisa dapat bahaya [kalau bersaksi].” Baca juga: Beng Beng Ong Dideportasi dan Dicekal 6 Bulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif