News
Rabu, 7 September 2016 - 04:30 WIB

INDUSTRI KREATIF : Digitalpreneur Bisa Cicipi Pinjaman Berbunga Murah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Akses Non Perbankan Bekraf, Sugeng Santoso (dua dari kanan), bersama pemateri lain dalam Pelatihan Calon Ekrafpreneur tentang Aset Permodalan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (6/8/2016). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Industri kreatif mendapat dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif dengan mengupayakan bantuan pinjaman berbunga rendah.

Solopos.com, SOLO—Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mendukung perkembangan digitalpreneur yang ada di Indonesia. Bahkan, Bekraf juga siap membantu pelaku usaha ekonomi kreatif digital untuk mendapatkan pinjaman modal berbunga murah dari lembaga keuangan nonbank.

Advertisement

Direktur Akses Non Perbankan Bekraf, Sugeng Santoso, mengaku sudah bekerja sama dengan dua lembaga keuangan nonbank untuk membantu mengembangkan para technopreneur. Dua lembaga tersebut adalah Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dan PBMT Ventura.

“Melalui dua lembaga keuangan nonbank ini, mereka [digitalpreneur] bisa mengajukan pinjaman. Sudah ada yang mengajukan, ada sekitar enam, tetapi sekarang masih proses verifikasi di LPDB,” ujarnya saat ditemui wartawan seusai menjadi pemateri dalam Pelatihan Calon Ekrafpreneur tentang Aset Permodalan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (6/8/2016).

Menurutnya, suku bunga pinjaman yang diberikan jauh lebih rendah dari program pinjaman lain. Namun, proposal pengajuan harus berdasar portofolio industri kreatif.

Advertisement

Kendati demikian, Sugeng tidak membeberkan secara detail berapa nilai pinjaman maksimal yang bisa diperoleh oleh pemohon.
Sugeng mengatakan pinjaman modal tersebut diharapkan bisa merangsang perkembangan dari digitalpreneur. Apalagi pemerintah menargetkan pertumbuhan 1.000 technopreneur baru dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Gerakan yang diinisiasi sejak pertengahan 2015 lalu untuk menciptakan digital technopreneur yang tangguh agar ekonomi digital Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.

“Subsektor digital ini sangat berpotensi sehingga kami dari Bekraf mendukung penuh technopreneur. Saya yakin subsector animasi game, developer aplikasi digital ini akan tumbuh dan ekosistemnya mengarah pada startup,” urainya. Selain aplikasi dan pengembang permainan, subsektor lain yang juga berpotensi tinggi untuk berkembang adalah kriya dan fashion.

Selain permodalan, Bekraf juga mempertemukan calon investor dengan digitalpreneur. Kehadiran pemilik modal diharapkan bisa membantu pengembangan aplikasi yang dikembangkan digitalpreneur. Bekraf juga rutin menggelar kompetisi untuk pengembangan aplikasi startup. Bahkan, Bekraf juga memberikan bimbingan teknis, coaching, incubator, dan pelatihan agar apikasi startup yang dikembangkan bisa semakin matang.

Advertisement

Sementara, Manager Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKWu) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Eddy Tri Haryanto, menuturkan teknologi informasi (TI) menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia usaha.

“Hampir semua proposal kewirausahaan yang diajukan mahasiswa sekarang didukung oleh TI. Ini artinya TI menjadi pendukung segala aktivitas menuju ekonomi kreatif. Misalnya, produksi fashion, tidak hanya desainnya, tetapi marketingnya pun sekarang menggunakan IT,” jelasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif