News
Selasa, 6 September 2016 - 17:40 WIB

Penambahan Pasokan Elpiji 3 kg di Solo Belum Penuhi Kebutuhan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas melayani para pengecer yang membeli elpiji 3 Kg di PT Melon Gasindo Jl Ahmad Yani, Gilingan, Banjarsari, Solo, Selasa (6/9/2016). Untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji 3 Kg menjelang Idul Adha sejumlah agen gas di kota Solo mengajukan penambahan kuota. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Adanya penambahan pasokan elpiji 3 kg belum mampu memenuhi kebutuhan warga.

Solopos.com, SOLO–Pertamina mulai menggelontor tambahan pasokan elpiji 3 kilogram (kg) sejak Sabtu (3/9). Namun berdasarkan survei yang dilakukan tim gabungan, tambahan tersebut dinilai masih kurang.

Advertisement

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo, Sri Redjeki Sapardina Kusumo Wardani, menyampaikan inspeksi mendadak (sidak) dilakukan karena ada laporan dari masyarakat mengenai sulitnya membeli gas melon beberapa waktu terakahir. Namun diakuinya sinyal pasokan elpiji 3 kg menipis sudah dilihat sejak bulan lalu.

Oleh karena itu, pada akhir Agustus mengirim surat ke Pertamina untuk meminta tambahan alokasi fluktuatif. Berdasarkan hasil sidak, masing-masing agen mendapat tambahan pasokan 360 tabung/hari, seperti yang terjadi di PT Melon Gasindo dari yang biasanya mendapat kiriman 3.000 tabung menjadi 3.360 tabung/hari.

“Meski sudah ada penambahan alokasi, berdasarkan sidak yang dilakukan di dua agen dan dua pangkalan menunjukkan penambahan ini masih kurang. Pangkalan mengaku menolak sekitar 10 pembeli/hari karena pasokan habis,” ungkap wanita yang akrab disapa Dina saat ditemui wartawan di lokasi sidak, Selasa (6/9/2016).

Advertisement

Anggota Tim Gabungan Sidak Elpiji 3 Kg, Hari Sulistiono, mengatakan berdasarkan informasi dari agen, pasokan elpiji 3 kg setelah Lebaran dikurangi sekitar 4% karena saat itu pasokan melimpah. Saat ini sudah ada penambahan lagi sekitar 10%-15% di masing-masing agen. Namun ternyata hal tersebut belum mampu memenuhi seluruh permintaan.

“Tingginya permintaan ini karena banyaknya masyarakat yang memiliki hajat sebelum Sura [Tahun Baru Islam],” kata dia.

Dina menambahkan meningkatnya aktivitas pedagang kaki lima (PKL) juga mempengaruhi konsumsi elpiji 3 kg. Oleh karena itu, pada Selasa (13/9/2016), bagian perekonomian Pemkot Solo berencana mengadakan pertemuan dengan Pertamina, Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi), 11 agen, perwakilan dua pangkalan dari masing-masing agen, serta Tim Gabungan Sidak Elpiji Solo. Hal tersebut dilakukan untuk membahas kondisi pasokan di lapangan.

Advertisement

“Apabila selama penambahan pasokan ini dinilai masih kurang, Disperindag akan kembali mengajukan penambahan alokasi ke Pertamina. Selain itu, setelah pertemuan tersebut sidak akan diadakan lagi untuk melihat perkembangan di lapangan,” terangnya.

Selasa pagi Tim Gabungan Sidak Elpiji yang terdiri atas perwakilan dari Disperindag Solo, Bagian Perekonomian Pemkot Solo, Bagian Hukum Pemkot Solo, Satpol PP, dan Kepolisian berangkat sidak dari Kantor Disperindag. Setelah itu, melakukan sidak ke PT Melon Gasindo, PT Pietra Sanjaya, pangkalan di Semanggi/Mojo, dan pangkalan di depan garasi Bus Raya. Hari menyampaikan pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan laporan dari masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif