Jogja
Senin, 5 September 2016 - 07:20 WIB

PSIM Jogja : Total Menyerang Tanpa Sosok Penyerang

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jersey Baru PSIM yang disediakan oleh Kelme Indonesia (Harian Jogja/JIBI/Arif Junianto)

PSIM Jogja masih harus bekerja lebih keras meningkatkan kualitas.

Harianjogja.com, JOGJA — Kualitas penyelesaian akhir PSIM Jogja memang masih menjadi pekerjaan rumah yang belum bisa diselesaikan oleh tim pelatih. Akibatnya, dari sekian banyak peluang yang tercipta saat mereka menjamu PSIR Rembang, Sabtu (3/9/2016) siang di Stadion Sultan Agung, hanya satu peluang saja yang berhasil dikonversikan menjadi sebuah gol, itu pun berasal dari titik putih penalti.

Advertisement

Berdasar catatan statistik yang berhasil dihimpun Harianjogja.com selama pertandingan, tercatat setidaknya ada 14 kali peluang yang sukses diciptakan oleh lini serang PSIM Jogja. Dari total delapan di antaranya yang merupakan tendangan tepat ke arah gawang PSIR Rembang, hanya satu gol saja yang berhasil diciptakan oleh PSIM Jogja.

Terlepas dari catatan negatif itu, ada sebuah catatan menarik yang berhasil terekam dari pertandingan krusial Laskar Mataram itu. Catatan itu adalah terkait dengan tingginya daya agresi PSIM Jogja sepanjang pertandingan, padahal sekitar 70 menit PSIM Jogja bermain tanpa adanya sosok penyerang murni di lini depannya.

Advertisement

Terlepas dari catatan negatif itu, ada sebuah catatan menarik yang berhasil terekam dari pertandingan krusial Laskar Mataram itu. Catatan itu adalah terkait dengan tingginya daya agresi PSIM Jogja sepanjang pertandingan, padahal sekitar 70 menit PSIM Jogja bermain tanpa adanya sosok penyerang murni di lini depannya.

Hal ini jelas menarik. Pasalnya, skema false nine yang diterapkan oleh Pelatih PSIM Erwan Hendarwanto, kembali diterjemahkan dengan apik oleh para penggawa di lapangan. Empat orang gelandang serang plus dua gelandang bertahan menjalankan perannya sebagai penyeimbang lini tengah sekaligus juru gedor pertahanan lawan.

Pola seperti inilah yang membingungkan lini belakang PSIR Rembang. Terutama saat babak pertama, ketika mereka harus bermain di bawah deraan cuaca yang terik, stamina mereka seolah dikuras oleh tingginya mobilisasi keenam gelandang PSIM Jogja itu.

Advertisement

Begitu pula dengan dua gelandang bertahan PSIM Jogja, Gilang Pratama dan Dimas Priambodo. Dua gelandang petarung ini menjalankan perannya dengan baik sebagai jangkar tim. Tak hanya berperan apik dalam membangun serangan melalui umpan-umpan panjang yang akurat, keduanya juga mampu menjalankan perannya sebagai perusak ritme permainan lawan. Akibatnya, lini tengah PSIR Rembang yang dikomandani oleh Kusen Riandi dan Yoni Ustaf pun seolah tak mampu berbuat banyak.

Belum lagi pergerakan dua bek sayap PSIM Jogja, Riskal Susanto di kanan dan Ayub Antoh di kiri. Kendati jarang melakukan overlapping, kedua pemain ini sukses menjadi peredam serangan sayap lawan. Akibatnya, serangan PSIR Rembang yang selama ini banyak mengandalkan sektor sayap melalui Zainal Arifin pun nyaris tak terlihat di sepanjang pertandingan.

Kualitas Serangan Menurun

Advertisement

 

Ironisnya, kualitas serangan Laskar Mataram sontak menurun ketika Erwan memasukkan Krisna Adi yang notabene merupakan sosok penyerang murni. Alih-alih menambah tajam serangan, hadirnya Krisna Adi seolah justru merusak ritme permainan di area serang Laskar Mataram.

Bagi Erwan, hal ini terbilang wajar. Menurutnya, karakter permainan Krisna Adi memang berbeda dengan para gelandang yang ia miliki macam Juni Riyadi dan Rangga Muslim. Jika Juni Riyadi lebih bertipe pelari yang kerap melakukan dribel bola ke kotak penalti lawan, Krisna lebih bertipe sebagai sosok penjemput bola. Dengan postur tubuhnya yang tinggi, Erwan sepertinya banyak berharap agar adik kandung gelandang PSIM Jogja Johan Arga itu bisa menjemput bola-bola panjang.

Advertisement

“Karena tak bisa dipungkiri, ketika stamina menurun, pemain biasanya lebih memilih melakukan umpan-umpan panjang ketimbang umpan pendek dari kaki ke kaki,” kata Erwan.

Sebagai catatan, skema seperti ini sebenarnya bukan kali pertama diterapkan Erwan. Ketika sukses menggulung tamunya Persipur Purwodadi tiga gol tanpa balas 7 Mei silam, Erwan juga menerapkan skema yang sama. Hanya saja ketika itu, Erwan seperti mematok Juni Riyadi sebagai penyerang semu.

“Sedangkan yang sekarang [kontra PSIR Rembang], Juni lebih bebas bergerak. Penyerang semu bisa ditempati siapa pun,” tambah Erwan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif