SOLOPOS.COM - Keyboard qwerty pada smartphone. (Techidemic.com)
Tahukan Anda? susunan Qwerty pada keyboard memiliki cerita sejarah.
Solopos.com, SOLO – Papan ketik (keyboard) pada smartphone, komputer, hingga mesin ketik manual nyaris di seluruh dunia memiliki tata letak acak dengan Q, W, E, R, T, dan Y pada enam huruf pertamanya. Apa alasannya?
Susunan yang sedemikian rupa hingga banyak orang menamainya sebagai keyboard Qwerty ternyata memiliki cerita sejarah.
Dihimpun Solopos.com dari laman Quora dan Howstuffworks, Sabtu (3/9/2016), pada zaman dahulu mesin ketik manual tidak memiliki pakem dalam hal susunan huruf keyboard.
Setiap negara punya susunan sendiri-sendiri mulai dari ABCDEF, AOEUID, hingga AEIYU. Tetapi seluruhnya memiliki masalah yang sama, yakni ketika digunakan untuk mengetik dalam bahasa Inggris tuasnya kerap kali bersangkutan, macet, dan rentan merobek kertas ketika dioperasikan.
Jika sudah demikian si pengetik menjadi sangat repot karena harus melepasnya menggunakan kunci khusus, menarik keluar kertas yang sobek, mencuci tangan dari kotoran tinta, memasukkan kertas baru, dan mengetik ulang dari awal lagi.
Masalah itu coba diatasi oleh Christhoper Sholes. Ia mengutak-atik tata letak keyboard hingga ratusan kali dengan cara menjauhkan letak huruf yang paling sering digunakan hingga akhirnya ditemukanlah formula Qwerty sebagai susunan paling sempurna.
Mesin ketik dengan susunan Qwerty diproduksi perdana oleh Remington & Sons pada 1874. Susunan itu kemudian menjadi standar internasional dan masih digunakan sampai sekarang pada komputer dan gadget modern.
Selain membuat aktivitas mengetik lebih efisien, menurut beberapa penelitian lain susunan keyboard Qwerty sengaja dibuat untuk memudahkan komunikasi dari mesin telegraf. Sebab susunan abjad biasa dianggap sulit untuk menerjemahkan kode morse.