News
Minggu, 4 September 2016 - 22:30 WIB

PERAMPOKAN PONDOK INDAH : Warga Sragen Sengaja Tak Cerita ke Nenek Samadi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi rumah Paniyah, 80, nenek dari Samadi di Dusun/Desa Dari, RT 005, Plupuh, Sragen, tampak sepi, Minggu (4/9/2016). (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Perampokan Pondok Indah Jakarta dengan korban pensiunan Exxon Mobile dilakukan Sabtu (3/9/2016).

Solopos.com, SRAGEN — Dua perampok yang berhasil ditangkap saat beraksi di rumah mantan Senior Vice President of Exxon Mobile Affiliates in Indonesia, Asep Sulaeman, di Pondok Indah, Jakarta Selatan, dipastikan warga Desa Dari, Plupuh, Sragen. Perampok yakni Samadi (S) dan Adhi Jhon Suyadi (AJS).

Advertisement

Warga desa tempat asal Samadi sengaja tak menceritakan kasus perampokan itu kepada nenek Samadi. Baca: Samadi Jadi Pengurus RT

Sunardi, 55, warga warga Dusun/Desa Dari, RT 005, Kecamatan Plupuh, Sragen, Minggu (4/9/2016), mengatakan warga tak menyangka Samadi terlibat dalam kasus itu. Warga mengenal Samadi sebagai pribadi yang pendiam. Selama ini dia tinggal bersama neneknya, Paniyah, 80, karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Baca: Kronologi Perampokan 

Samadi juga dikenal aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti rapat RT hingga menjadi panitia lomba 17-an Agustus. Ketua RT 005, Doto Martono saat ditemui Solopos.com di rumahnya, mengatakan Samadi tak memiliki riwayat tindakan kriminal.

Advertisement

Sejak kecil, Samadi dirawat oleh neneknya, Paniyah. Setelah dia menikah, dia tidak melupakan jasa neneknya yang telah membesarkannya. Lantaran ditinggal istri merantau menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Hongkong dua tahun lalu, Samadi rela memasak sendiri untuk neneknya. Baca: Adhi Jhon Rayakan HUT di Plupuh

”Saat pergi ke warung makan, tidak lupa dia selalu membawakan nasi bungkus untuk neneknya di rumah. Itu adalah wujud kasih sayang dia kepada sang nenek,” terang Doto. Baca: Pulang Bawa Fortuner

Meski sudah menjadi obrolan hangat di kalangan warga, keterlibatan Samadi dalam perampokan itu dirahasikan dari neneknya. Warga sengaja merahasiakan keterlibatan Samadi dalam perampokan itu karena tidak ingin terjadi sesuatu pada diri neneknya.

Advertisement

”Mbah Paniyah itu sudah sepuh. Usianya sudah 80-an tahun. Kami tidak ingin dia pingsan kalau tahu apa yang terjadi sama cucunya itu,” ungkap Doto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif