Jogja
Minggu, 4 September 2016 - 10:20 WIB

Masih Ada 20 Desa Rawan Pangan di DIY

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kenaikan produksi padi sawah 2015 (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Desa rawan pangan di DIY ada 20 desa

Harianjogja.com, JOGJA – Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY mencatat masih ada 20 desa yang dinyatakan rawan pangan pada 2016. Pangan dari komoditas lokal diharapkan mampu menjadi solusi mengatasi desa rawan disamping stok cadangan makanan.

Advertisement

Mengingat kasus rawan pangan yang terjadi di DIY bukan karena minimnya ketersediaan pangan, melainkan faktor kemiskinan yang berakibat pada rendahnya daya beli masyarakat dan faktor kesehatan.

Sejalan dengan itu BKPP DIY menggelar pameran sekaligus memperingati Hari Pangan Sedunia XXXVI 2016 di halaman Kantor BKPP DIY Jalan Gondosuli, Kota Jogja, sejak Jumat (2/9/2016) hingga Minggu (4/9/2016). Perhelatan ini secara khusus mengangkat tentang kedaulatan pangan berkelanjutan berbasis sumber daya lokal, di era perubahan iklim.

Kepala BKPP DIY Arofa Noor Indriani menjelaskan, hingga 2016 ini masih terdata 20 desa rawan pangan di seluruh DIY. Terdiri atas Kulonprogo terdapat sembilan desa, Gunungkidul ada tujuh desa, Bantul tiga desa dan Kota Jogja ada satu kelurahan yang masuk dalam daftar rawan pangan.

Advertisement

Sedangkan Sleman terdaftar sudah tidak ada lagi desa rawan pangan hingga 2016, meski pada 2014 silam masih ada dua desa rawan pangan, namun bumi sembada mampu menekan angkanya hingga nol.

“Sebelumnya [2014] masih ada 26 desa rawan pangan tetapi tahun ini bisa kami tekan tinggal 20 desa,” ungkapnya di sela-sela peringatan Hari Pangan Sedunia, Jumat (2/9/2016).

Dari 26 desa pada 2014 itu antara lain, Kulonprogo 12 desa rawan pangan, Gunungkidul tujuh desa, Bantul ada lima desa, Sleman dua desa. Anehnya pada 2014 lalu Kota Jogja justru nihil rawan pangan, sedangkan 2016 ini tercatat ada satu kelurahan yang masuk dalam daftar rawan pangan. “Kota ada satu tetapi karena indikator kesehatannya,” ujar dia.

Advertisement

Arofa menambahkan, sebelum 2014, masih terdapat 62 desa rawan pangan di DIY. Angka itu merupakan hasil dari upaya pemerintah melakukan pengurangan dari jumlah sebelumnya yang mencapai 80 desa rawan pangan.

Tetapi, ia mengatakan, desa rawan pangan bukan berarti tidak memiliki ketersediaan pangan. Karena sebenarnya stok pangan di DIY masih mencukupi. Adapun penentuan desa rawan pangan terdiri atas tiga indikator, antara lain ketersediaan pangan, kemiskinan dan kesehatan.

“Faktor menonjol karena kemiskinan sehingga daya beli rendah untuk ketersediaan pangan rata-rata sudah aman. Terkait dengan kesehatan, misalnya balita ditimbang dua bulan beratnya tidak naik itu menjadi perhatian kami. Walaupun itu sektor kesehatan kami ada andil di sana,” terang dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif