Gelombang tinggi Pantai Selatan kembali terjadi.
Harianjogja.com, BANTUL- Nelayan Pantai Depok, Desa Parangtritis, Kretek nekat melaut di tengah gelombang tinggi yang menghantam wilayah ini sejak dua pekan lalu.
Komandan SAR Pantai Parangtritis Ali Sutanto mengatakan, nelayan mulai terjun melaut sejak Sabtu. Nelayan kata dia berpatokan pada arah gelombang. Arah gelombang cenderung mengarah ke selatan atau ke laut sehingga dianggap aman untuk aktivitas pelayaran.
“Sebelumnya enggak melaut karena gelombang tinggi,” papar dia. Menurut Ali, meski terjadi gelombang besar dan abrasi beberapa waktu lalu di Pantai Depok, namun kondisi tersebut tidak terjadi di pantai sekitarnya seperti Parangtritis.
Menurut Ali Sutanto, Pantai Depok meski berlokasi tak jauh dari Parangtritis memiliki karakter tersendiri. “Karakter gelombang ombaknya berbeda dengan di Parangtritis. Di Depok, gelombang lebih sedikit, kena angin jadi lebih besar ombaknya,” tutur dia, Sabtu (3/9/2016).
Selain itu, kondisi Pantai Depok lebih curam dari Parangtritis. Pantai Parangtritis bentuknya lebih landai. Warga Pantai Depok Sarjuno mengatkan, gelombang tinggi diprediksi masih terjadi hingga lima belas hari ke depan. Saat ini kata dia, warga Depok bersiaga terhadap ancaman bencana akibat gelombang tinggi.
Menurut Sarjuno, ada sepuluh bangunan di sebelah timur pantai yang kini terancam abrasi akibat gelombang tinggi di Pantai Depok. Meski demikian, aktivtas pariwisata di pantai ini sampai sekarang masih berjalan. Sejumlah warung makan di pinggir pantai masih tetap buka. Demikian pula Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
“Kalau warung makan yang masih aman tetap buka. Meski yang warung paling selatan itu sudah dekat sekali dengan air sudah mepet,” ujar lelaki yang membuka usaha penjualan ikan di Pantai Depok itu.