Jogja
Sabtu, 3 September 2016 - 04:40 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Basmi Hama Tikus dengan Burung Hantu

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tikus (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Cara pembasmian hama tikus tersebut dilakukan sejak sekitar enam tahun lalu.

Harianjogja.com, MOYUDAN-Para petani di wilayah Sumberagung, Moyudan memanfaatkan predator burung hantu untuk membasmi hama tikus. Hasilnya dinilai cukup membantu memberantas tikus.

Advertisement

Menurut salah seorang petani, Saksono, warga Sumberagung, Moyudan, cara pembasmian hama tikus tersebut dilakukan sejak sekitar enam tahun lalu. Keberadaan predator alami tersebut mampu mengurangi populasi hama tikus. “Kalau saat ini jumlah burung hantunya seratusan ekor,” kata Saksono, Kamis (1/9/2016).

Awalnya, burung hantu jenis Tyto Alba dari Demak, Jawa Tengah, disediakan enam ekor di wilayah itu. Jumlah tersebut bertambah dari donasi warga dan bantuan lainnya sekitar 18 ekor. Saat ini, jumlah burung hantu itu diprediksi mencapai ratusan ekor. “Di lepas di alam tidak di dalam kandang. Mereka tinggal di rumah-rumah burung hantu (rubaha) yang ada di sejumlah areal sawah,” jelasnya.

Kepala Desa Sumberagung Duljiman menambahkan, kegiatan intensif pengendalian hama tikus menggunakan predator alami dilakukan sejak 2012. Hal itu dilakukan karena para petani sudah merasakan 11 kali gagal panen akibat serangan hama tikus. “Saat ini, dengan luas areal pertanian 440 hektare, dibutuhkan setidaknya 220 buah Rubuha. Saat ini baru terbangun 153 buah Rubuha,” katanya.

Advertisement

Dari jumlah tersebut, sambung Duljiman, tidak sedikit kondisi Rubuha yang rusak. Hanya 63 buah Rubuha yang masih berfungsi. Pemdes, katanya, melalui APBDes 2016 menganggarkan tambahan 30 buah Rubuha. “Kemarin dapat bantuan empat buah Rubuha dan burung Hantu Jenis Ciko Alba dari Mirota Kampus,” katanya.

Pemkab sendiri terus mengupayakan pembangunan di sektor pertanian agar mampu memantapkan ketahanan pangan masyarakat. Selama 2015, produksi padi sawah meningkat dari 314.000 ton menjadi 328.000 ton atau naik 4,54% dibanding 2014 lalu. Produksi tersebut dapat menghasilkan beras 207.000 ton meningkat dari 198.000 ton dibandingkan 2014.

Surplus beras juga mengalami kenaikan, dari 108.000 ton pada 2014 menjadi 115.000 ton pada 2015 atau naik sebesar 6,65%.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif