Soloraya
Jumat, 2 September 2016 - 06:30 WIB

PKL SOLO : Pedagang Gerobak Kuning Protes Pemkot

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima (PKL) mendorong gerobak saat mengikuti kirab Boyongan PKL Citywalk di Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jumat (1/4/2016). Kirab boyongan tersebut diikuti 54 PKL yang direlokasi dari citywalk, Jl. Slamet Riyadi ke kawasan sisi selatan dan timur Stadion Sriwedari. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

PKL Solo, pedagang gerobak kuning di Jl. Slamet Riyadi memprotes kebijakan Pemkot atas pembangunan selter.

Solopos.com, SOLO–Pedagang Kaki Lima (PKL) gerobak kuning city walk Jl. Slamet Riyadi memprotes rencana pembangunan selter di sisi selatan Stadion Sriwedari yang dinilai tak sesuai konsep awal.

Advertisement

Hal itu diketahui pedagang saat pengukuran rencana pembangunan selter oleh Pemerintah Kota (Pemkot) belum lama ini. “Semula konsepnya letter L. Tapi ternyata tidak sesuai konsep itu,” kata perwakilan PKL, Buyeng Hartawan alias Wawan kepada Solopos.com, Rabu (1/9/2016) malam di Balai Kota.

Merujuk pengukuran lahan, Wawan mengatakan selter akan dibangun berderet. Sesuai rencana selter dibangun tiga deret layaknya pasar tradisional. Perubahan konsep pembangunan selter tersebut sangat disayangkan pedagang. Menurutnya, Pemkot mengabaikan janjinya dalam menata PKL gerobak kuning ke sisi selatan Stadion Sriwedari.

“Sosialisasi ke pedagang dibangun letter L. Mestinya janji itu dipenuhi, tidak mengubah tanpa ada sosialisasi lagi,” kata dia.

Advertisement

Selain perubahan konsep, Wawan mengeluhkan rencana pemasangan paving yang hanya dikerjakan pada sebatas bangunan selter. Sementara lahan di sekitar selter tidak dipasangi paving sehingga persoalan debu masih tetap belum terselesaikan.

Ketua Paguyuban PKL Gerobak Kuning, Sukirno, menyampaikan selama ini relokasi PKL city walk ke sisi selatan Stadion Sriwedari terlalu dipaksanakan. Lokasi berjualan bagi para pedagang tidak layak digunakan. Banyak debu beterbangan di kawasan berjualan tersebut. Tentunya hal ini mengganggu pelanggan yang ingin datang dan makan di tempat pedagang. Apalagi lahan kosong yang ada digunakan sebagai tempat latihan setir.

“Kami tidak tahu apa salah pedagang hingga harus direlokasi. Mestinya pemkot memahami sejarah PKL gerobak kuning yang dulu ditata oleh Wali Kota Joko Widodo sekarang Presiden,” kata dia.

Advertisement

Menurutnya, keberadaan PKL gerobak kuning di sepanjang city walk Jl. Slamet Riyadi mampu menjadi aset wisata kuliner Kota Solo. Namun keberadaan PKL saat ini terambang-ambing setelah direlokasi ke lokasi yang kurang layak. Bahkan PKL yang tetap menggelar dagangan di sisi selatan Stadion Sriwedari tinggal tujuh orang, dari keseluruhan 55 pedagang.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo Subagiyo mengakui ada perubahan dalam rencana pembangunan selter bagi PKL gerobak kuning di sisi selatan Stadion Sriwedari. Perubahan desain pembangunan disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan dana. “Dana pembangunan selter dibiayai Coorporate Social Responsibility (CSR) dari PT Bank Tabungan Negara (BTN),” kata dia tanpa menyebut besaran anggaran pembangunan.

Sesuai rencana, ukuran selter dibangun 2 meter x 3 meter untuk masing-masing unit. DPP tengah berupaya untuk memenuhi kebutuhan pedagang yang ada di Sriwedari. Sehingga nantinya PKL bisa merasa betah dan tidak perlu kembali lagi ke tempat semula. “Nanti selter akan dilengkapi fasilitas toilet umum, listrik dan air bersih dan gratis. Ngono kui jek kurang opo meneh coba?” katanya.

Saat ini, Subagiyo mengatakan rencana pembangunan selter sudah dalam tahap pengukuran lahan. Sementara pelaksanaan pembangunan tinggal menunggu kesiapan BTN. Subagiyo meminta pedagang bersabar dan bisa memahami kondisi yang ada.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif