Jogja
Kamis, 1 September 2016 - 16:20 WIB

TRADISI SLEMAN : Warga Pandowoharjo Hidupkan Lagi Tradisi Tedun

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Merti Dusun Tlacap-Grojogan Desa Pandowoharjo, Aditya Noor saat jumpa pers bersama wartawan di Angkringan Joglo, Rabu (31/8/2016). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Tradisi Sleman yakni tedun di Pandowoharjo dihidupkan lagi

Harianjogja.com, SLEMAN- Masyarakat Dusun Tlacap-Grojogan Desa Pandowoharjo, Sleman akan menggelar merti dusun. Kegiatan budaya tersebut berlangsung selama sembilan hari, mulai Kamis (1/9/2016) hingga Sabtu (10/9/2016).

Advertisement

Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Aditya Noor mengatakan, kegiatan tersebut digelar sebagai wujud syukur warga kepada Tuhan. Wujud syukur tersebut diejawantahkan melalui rangkaian kegiatan yang erat kaitannya dengan semangat kerukunan, kebersamaan, pelestarian lingkungan dan budaya lokal.

“Event ini kami laksanakan untuk menghormati para pendahulu yang pernah menyelenggarakan event serupa,” jelasnya kepada wartawan di Angkringan Joglo, Rabu (31/8/2016).

Menurutnya, kegiatan merti dusun tersebut dikonsep berbeda dengan kebanyakan merti dusun di daerah lainya. Pihaknya memasukkan sejumlah unsur selama pelaksanaan merti dusun, mulai unsur budaya, kesenian, kemanusiaan, lingkungan dan kompetisi.

Advertisement

“Ada lomba mewarnai untuk anak-anak dan pemilihan Dimas Diajeng Dusun yang pertama kali digelar. Kami juga memasukkan unsur edukasi dengan memberikan pelatihan kepada warga,” katanya.

Aditya mengatakan, dari sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan ada salah satu upacara adat yang dihidupkan kembali, yakni upacara adat tedun. Upacara tersebut saat ini sudah banyak ditinggalkan orang sehingga nyaris tidak diketahui oleh anak-anak.

“Upacara tedun dulu digelar sehari setelah masa tanam padi. Itu berbeda dengan upacara adat wiwit. Saat Tedun nanti hanya ada prosesi doa dan tembang saja kemudian 500 jenang sumsum dibagikan kepada masyarakat,” ujarnya.

Advertisement

Dijelaskan Kepala Desa Pandowoharjo Sleman, Catur Sarjumiharta, sebagai rintisan desa budaya pihaknya menyiapkan kegiatan tersebut secara matang. Tidak hanya upacara dan tradisi adat yang ditampilkan selama kegiatan. Warga juga memamerkan kuliner khas.

“Kegiatan ini baru sekali dibuat besar-besaran. Selain menampilkan potensi-potensi kebudayaan, juga akan digelar penamana pohon di Daerah Aliran Sungai. Ini bukan karena Pandowoharjo kekurangan air, tetapi untuk menjaga kelestarian alam,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif