Soloraya
Kamis, 1 September 2016 - 16:40 WIB

RETRIBUSI SOLO : 2017, Karcis Retribusi Hilang

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Karcis Retribusi (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Retribusi Solo, pada 2017 karcis retribusi di pasar tradisional akan hilang diganti sistem elektronik.

Solopos.com, SOLO–Program pemungutan retribusi pasar secara manual menjadi sistem berbasis elektronik (e-retribusi) resmi diterapkan di Pasar Depok dan Pasar Singosaren pada Kamis (1/9). Sistem e-retribusi akan diterapkan di seluruh pasar tradisional pada tahun depan.

Advertisement

E-retribusi diluncurkan Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jateng, Hanawijaya didampingi Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo didampingi di Pasar Depok. “Pemkot menggandeng Bank Pemerintah Daerah (BPD) Jateng dalam penerapan e-retribusi di Pasar Depok dan Singosaren,” kata Wali Kota ketika dijumpai wartawan di sela-sela peluncuran e-retribusi di Pasar Depok, Kamis (1/9/2016).

Wali Kota menjelaskan penerapan e-retribusi sebagai pilot project sebelum diterapkan di seluruh pasar tradisional di Kota Bengawan. Kedua pasar, yakni Pasar Depok dan Pasar Singosaren dinilai lebih siap dibandingkan pasar lainnya baik dari teknis administrasi, pedagang maupun teknis pelaksanaan.  Mitra kerja Pemkot kali ini berbeda dengan yang akan melaksanakan e-retribusi di Pasar Gede dan Ngudi Rezeki Gilingan. Di mana, Pemkot menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN) dalam menerapkan e-retribusi tersebut.

“Kita akan menggandeng perbankan untuk menerapkan e-retribusi ini. Jadi tidak hanya BTN dan Bank Jateng, tapi juga bank lainnya,” kata Rudy, sapaan akrabnya.

Advertisement

Rudy menyakini sistem pembayaran secara elektronik mampu menekan berbagai bentuk penyimpangan, termasuk kemungkinan kebocoran keuangan. Sebab semua transaksi melalui kartu elektronik akan terekam dalam sistem yang disiapkan perbankan dan secara otomatis terdebet dalam rekening Pemkot. Demikian pula dalam hal pengawasan, dapat dilakukan secara efektif, sebab semua dapat dipantau secara online. “Tujuan lainnya, agar pedagang tahu mengenai perbankan dan giatkan budaya menabung. Pedagang juga bisa memanfaatkan pula program kredit usaha yang ditawarkan pihak perbankan,” katanya.

Rudy mengatakan akan menerapkan e-retribusi di 44 pasar di Kota Solo di tahun depan. Secara otomatis tidak ada lagi penarikan retribusi secara manual atau memakai karcis. Ke depan, Rudy bahkan mewacanakan bentuk pembayaran, seperti pajak hotel dan restoran, pajak reklame, parkir, dan sebagainya dilakukan secara elektronik hingga menuju smart city.

Direktur Operasional dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jateng, Hanawijaya, mengatakan siap membantu Pemkot dalam menerapkan smart city. Tidak hanya pada sistem penarikan retribusi pasar tradisional, melainkan penarikan pajak daerah lainnya. “Sekarang ini baru dua pasar dulu, yakni Depok dan Singosaren sebagai pilot project di Jawa Tengah. Nanti akan dievaluasi Pemkot  sampai Desember. Kalau ternyata sesuai dengan perjanjian, baru akan diteruskan ke pasar lain,” kata dia.

Advertisement

Lebih lanjut dia mengatakan program retribusi pedagang melalui autodebet mendukung kebijakan transaksi nontunai. Retribusi autodebet memberikan manfaat bagi Pemkot dan pedagang. Selain tidak menimbulkan segala macam biaya, juga mengurangi kebocoran retribusi dan adanya pungutan liar. Selain itu, penerimaan dari sektor retribusi lebih terukur. Mekanismenya, dia menjelaskan setiap pedagang harus membuka rekening tabungan di Bank Jateng. Selanjutnya pedagang akan menerima kartu e-money. Kartu tersebut digunakan untuk pembayaran retribusi dengan menggunakan teknologi elektronic data capture (EDC) berbasis Near Field Communication (NFC) untuk memberi kemudahan bagi pedagang. Bank Jateng menyiapkan dua teknologi mesin EDC NFC yang terpasang di muka pasar dan EDC NFC portable.

“Jadi pedagang tinggal melakukan ‘tap’ kartu di mesin EDC NFC. Tidak perlu memasukkan nomor PIN. Otomatis dana masuk ke rekening Pemkot secara online. Ini lebih meningkatkan transparansi, efisiensi tidak ada petugas dan tidak perlu cetak karcis. Teknologi satunya petugas membawa EDC NFC keliling ke pedagang dan kartu tinggal di ‘tab’ saja di alat itu,” katanya.

Dia mengatakan saat ini proses pembukaan buku tabungan hingga pembagian kartu debet sudah 90% dari total pedagang di Pasar Depok dan Pasar Singosaren. Dengan perincian Pasar Depok berjumlah 242 pedagang dan 350 pedagang di Pasar Singosaren.

Pedagang Pasar Depok, Busri Jamaluddin, menyambut baik rencana penerapan e-retribusi. Dia mengaku lebih nyaman menggunakan kartu untuk membayar retribusi. Setidaknya dia merasa tak khawatir atau curiga atas aliran pembayaran retribusi. Sebab semua terdata di dalam mesin pembayaran.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif