Soloraya
Kamis, 1 September 2016 - 10:15 WIB

Acara Molor, Rembuk Solo Tak Dihadiri Pejabat Pemkot

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo,(JIBI/Solopos/Dok.)

Rembuk Solo yang membahas sejumlah masalah tak dihadiri pejabat Pemkot.

Solopos.com, SOLO —Tiga persoalan di Kota Bengawan mengemuka dalam Rembuk Solo yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di Pendapi Gede Balai Kota, Rabu (31/8/2016) malam.

Advertisement

Ketiga persoalan itu meliputi penataan pedagang kaki lima (PKL) gerobak kuning Jl. Slamet Riyadi, penerapan sistem satu arah (SSA) Jl. Dr. Radjiman dan pungutan liar dalam penerimaan siswa didik baru.

Namun sayangnya kegiatan untuk membahas berbagai permasalahan di Kota Bengawan itu tak dihadiri satupun pejabat Pemkot. Berdasar pantauan Solopos.com, sebelum acara dimulai kursi yang disediakan untuk pejabat Pemkot sempat diisi sejumlah lurah dan camat. Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo juga terlihat hadir di Balai Kota pukul 18.00 WIB sesuai jadwal dari panitia. Namun karena panitia belum siap, Wali Kota kembali ke Rumah Dinas Wali Kota di Loji Gandrung. Sekitar pukul 18.30 WIB, Rudy datang kembali ke Balai Kota. Namun karena panitia belum juga siap, dia pun kembali lagi.

Advertisement

Namun sayangnya kegiatan untuk membahas berbagai permasalahan di Kota Bengawan itu tak dihadiri satupun pejabat Pemkot. Berdasar pantauan Solopos.com, sebelum acara dimulai kursi yang disediakan untuk pejabat Pemkot sempat diisi sejumlah lurah dan camat. Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo juga terlihat hadir di Balai Kota pukul 18.00 WIB sesuai jadwal dari panitia. Namun karena panitia belum siap, Wali Kota kembali ke Rumah Dinas Wali Kota di Loji Gandrung. Sekitar pukul 18.30 WIB, Rudy datang kembali ke Balai Kota. Namun karena panitia belum juga siap, dia pun kembali lagi.

Tak lama kemudian, para pejabat yang tadinya sudah siap mengikuti acara ikut keluar meninggalkan Pendapi Gede. Meski tak dihadiri satupun perwakilan Pemkot, kegiatan yang juga dihadiri sejumlah Lembaga Syadaya Masyarakat (LSM) dan kelompok masyarakat tetap berlangsung.

Dipimpin moderator Dr. Pujiyono, tiga persoalan mengemuka dalam kegiatan itu. Di antaranya membahas penerapan SSA, penataan PKL Gerobak Kuning City Walk, serta masalah pungli di sekolah. Pembina Pondok Pesantren Takmirul Islam selaku perwakilan warga Laweyan, Muhammad Ali menyayangkan ketidakhadiran Wali Kota dalam kegiatan itu.

Advertisement

Dia mengatakan persoalan penerapan SSA Jl. Dr. Radjiman hingga kini belum ada penyelesaian. Padahal, menurutnya, penerapan SSA justru berdampak negatif pada lingkungan sekitar. Banyak toko akhirnya tutup lantaran kondisinya sepi akibat penerapan SSA. Selain itu SSA juga menimbulkan banyak kasus kecelakaan lalu lintas di kawasan tersebut.

“Dulu sebelum SSA kasus kecelakaan lalu lintas rata-rata hanya empat kasus setahun. Sekarang bisa 12 kasus kecelakaan dalam sebulan,” kata dia.

Persoalan lain juga mengemuka adalah penataan PKL gerobak kuning city walk Jl. Slamet Riyadi ke sisi selatan Stadion Sriwedari. Ketua Paguyuban PKL Gerobak Kuning Sukirno mengeluhkan kebijakan Pemkot yang merelokasi pedagang ke Sriwedari.

Advertisement

“Kami ini ditata saat zaman Wali Kota Joko Widodo. Tapi kenapa kami harus dipindahkan ke selatan Stadion Sriwedari yang kondisinya kurang layak bagi kami,” katanya.

Presiden BEM UNS Solo Doni Wahyu Prabowo menyampaikan selain dua persoalan itu juga mengemuka persoalan pungli di sekolah. Dia mengatakan ketiga persoalan itu sebenarnya membutuhkan penyelesaian dari Pemkot. Namun sangat disayangkan Rembuk Solo tidak menghasilkan penyelesaian apapun, karena tidak dihadiri wali kota selaku pemangku kebijakan Pemkot.

“Kami sangat menyayangkan tiga persoalan yang dibahas tidak ada penyelesaiannya. Padahal sebenarnya kami ingin mempertemuan Pemkot dengan warga dan mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan yang sampai saat ini masih ada di masyarakat,” kata dia.

Advertisement

Dia mengaku tidak tahu secara pasti alasan ketidakhadiran wali kota dalam kegiatan itu. Padahal sebelumnya wali kota terlihat datang sebelum acara dimulai. “Tadi memang pak Wali datang. Tapi tahu-tahu pergi tanpa memberi alasan ke kita tidak bisa hadir,” katanya.

Sementara Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo saat dihubungi Solopos.com menjelaskan ketidakhadirannya dalam acara Rembuk Solo. Rudy, sapaan akrabnya beralasan telah tiga kali hadir ke lokasi namun acara belum juga dimulai.

“Sesuai undangan saya jam kegiatan pukul 17.30 WIB. Saya datang jam 18.00 WIB belum mulai, datang lagi pukul 18.30 WIB juga belum mulai. Terus saya datang lagi pukul 19.15 WIB juga belum dimulai dan hanya beberapa orang saja,” kata Rudy.

Sementara, Rudy mengaku pada jam yang sama masih harus menghadiri acara lain. Namun Rudy tidak menyebut acara yang dimaksud. Sehingga pihaknya tidak bisa hadir di acara tersebut. Sejumlah lurah dan camat sempat menghadiri acara tersebut. Namun sebelum acara dimulai, mereka justru meninggalkan tempat. Rudy menilai hal itu wajar karena masing-masing punya keperluan.

“Mereka kan mungkin juga punya keperluan. Jadi akhirnya pada pulang,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif