Soloraya
Rabu, 31 Agustus 2016 - 17:40 WIB

WARGA MISKIN KARANGANYAR : 77.017 Keluarga Masuk Rumah Tangga Miskin

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kondisi permukiman warga miskin. (JIBI/Solopos/Antara)

Warga miskin Karanganyar, Pemkab menetapkan 77.017 keluarga masuk rumah tangga miskin.

Solopos.com, KARANGANYAR–Sebanyak 77.017 keluarga di Kabupaten Karanganyar ditetapkan sebagai rumah tangga dengan kemampuan ekonomi serba kekurangan alias miskin.
Angka tersebut nomor dua tersedikit di wilayah Soloraya. Karanganyar hanya kalah dari Kota Solo dengan 41.075 keluarga miskin. Data itu diungkap saat rapat koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Karanganyar, Rabu (31/8/2016). Data mikro tersebut merupakan hasil pemutakhiran basis data terpadu (PBDT) tahun 2015.

Advertisement

“Sebenarnya angka yang kita usulkan ke pusat 98.340 keluarga. Tapi ada koreksi dari pusat, sehingga turun jadi 77.017 keluarga,” ujar Kepala BPS Karanganyar, Sunardi.

Dia menjelaskan PPDT dilakukan oleh BPS bersama para mitra di tingkat desa dan kelurahan. Penyusutan keluarga miskin dari usulan awal diduga karena pertimbangan anggaran. Pagu anggaran pemerintah tak mencukupi untuk keluarga miskin yang diusulkan.

“Yang menyusutkan angka tadi adalah Tim Pengendali Kemiskinan Tingkat Nasional. Angkanya menyusut biasanya karena disesuaikan dengan pagu anggaran pusat. Tidak mungkin pusat mencukupi dana bantuan bagi keluarga miskin sebanyak itu,” urai dia.

Advertisement

Sunardi menerangkan rumah tangga miskin di Karanganyar paling banyak di Kecamatan Mojogedang dan Gondangrejo. Namun dia menilai akselerasi peningkatan kondisi ekonomi masyarakat di Gondangrejo dinilai cukup bagus beberapa tahun terakhir.

“Dulu kan Gondangrejo paling banyak [keluarga miskin],” tambah dia. Sementara Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, mengonfirmasi data awal jumlah warga miskin yang diusulkan ke pemerintah pusat sekitar 98.340 keluarga. Setelah diverifikasi pusat, angkanya jadi 77.017 keluarga. Pemangkasan jumlah tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat.

“Data ini terkait program dan bantuan pemerintah pusat. Penyusutan angka itu karena pertimbangan anggaran pemerintah pusat,” tutur dia.

Advertisement

Rohadi menjelaskan data mikro warga miskin hasil PBDT 2015 sudah by name dan by address. Berbeda dengan data makro warga miskin berdasarkan survei BPS 2014. Data makro warga miskin di Karanganyar yang tercatat 12,64 persen atau 108.461 jiwa.

“Data itu ada dua macam, makro dan mikro. Data makro warga miskin kita 12,64 persen atau setara 108.461 jiwa. Tapi itu tidak ada by name by address. Dasarnya survei BPS 2014, mendasarkan penggunaan kalori yang dikonsumsi masyarakat. Data ini dirilis 2015,” urai dia.

Parameter atau indikator penilaian antara survei 2014 dan PBDT 2015 berbeda, sehingga hasilnya pun berbeda. Ditanya wartawan ihwal bantuan yang akan diberikan kepada warga miskin berdasarkan hasil PBDT 2015, Rohadi mengaku belum mengetahui.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif