Mubeng Beringharjo, akan didapati ribuan pedagang dengan berbagai jenis dagangan
Harianjogja.com, JOGJA--Sebagai pedagang eceran di Pasar Beringharjo, Jogja harus mengikuti aturan dari pemerintah. Namun, di sisi lain para pedagang juga harus mengakomodasi keingingan konsumen.
Satu pedagang di Pasar Beringharjo Jogja, Yani mengaku sebagai penyedia kebutuhan masyarakat ia tidak bisa mengabaikan kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, ia harus menjual barang dagangan sesuai rambu-rambu dari pemerintah seperti harga rokok. Isu kenaikan harga rokok ia sikapi dengan tenang karena belum ada kepastian.
“Kami pedagang hanya bisa manut pemerintah. Tapi sekarang harganya masih normal,” kata dia kepada Harianjogja.com, Selasa (30/8/2016).
Ia mengaku tidak kepanikan dengan isu tersebut dan tidak ada aksi memborong oleh konsumennya. Ia mengaku akan tetap berjualan rokok meskipun harga akan dinaikkan selama ada permintaan dari konsumen. Hal itu sesuai komitmennya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Ya kalau masih ada yang butuh, saya akan tetap jual. Kalau enggak ada, ya enggak jual. Saat ini, kadang sehari laku 10 bungkus berbagai merek,” ungkap dia.
Berbeda dengan Fenny. Ia mengaku siap tidak berjualan rokok lagi jika isu tersebut menjadi kenyataan. Alasannya, keuntungan yang didapat dari berjualan rokok tidak begitu besar. Modalnya akan digunakan untuk produk lain yang lebih cepat perputaran uangnya.
“Kalau memang jadi naik Rp50.000 per bungkus, saya tidak akan jualan rokok lagi karena sekarang saja untungnya kecil. Mending [uangnya] saya puter untuk barang dagangan lain,” kata dia.