Jogja
Rabu, 31 Agustus 2016 - 04:40 WIB

LAYANAN KESEHATAN : Puskesmas Pundong Bantah Telantarkan Pasien

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Puskesmas (Dok/JIBI)

Dinas Kesehatan meyelidiki kinerja puskesmas terkait kematian bayi anak pasangan Sumartiningsih dan Sarjono.

Harianjogja.com, BANTUL- Otoritas Puskesmas Pundong membantah buruknya layanan kesehatan di lembaga tersebut dan diduga menyebabkan meninggalnya seorang bayi baru lahir. Dinas Kesehatan meyelidiki kinerja puskesmas terkait kematian bayi anak pasangan Sumartiningsih dan Sarjono warga Dusun Menangbaran, Srihardono, Pundong itu.

Advertisement

Kepala Puskesmas Pundong Sapta Adisuka Mulyatno mengatakan, segala yang dilaporkan keluarga Saumartiningsih tidak benar. “Tidak benar kalau kami mengabaikan pasien saat dirawat di puskesmas,” ungkap Sapta Adisuka Mulyatno, Selasa (30/8/2016).

Menurutnya, secara berkala petugas puskesmas selalu memantau kondisi pasien seperti denyut jantung ibu bayi maupun sang bayi. Pada hari kejadian yaitu Minggu (21/8/2016) sore, Sumartiningsih menurutnya memang mengalami pecah ketuban, namun perawat dan bidan belum mengambil tindakan kelahiran lantaran bukaan rahim belum mencukupi untuk bayi lahir.

Menurut Sapta, membiarkan ibu melahirkan setelah pecah ketuban selama beberapa jam lantaran bukaan belum cukup tidak masalah. “Maksimal itu menunggu setelah pecah ketuban 12 jam. Sebelum 12 jam masih aman,” imbuh dia.

Advertisement

Terkait adanya klaim bahwa pasien baru dirujuk ke RS setelah ada desakan dari keluarga menurut dia juga tidak benar. Sebab dirujuk atau tidaknya pasien tergantung kondisinya memburuk atau tidak. “Rujukan itu berdasarkan kondisi pasien. Kalau kami rujuk enggak ada dasarnya nanti biaya kesehatannya juga tidak bisa diklaim. Nanti ditolak RS kalau tidak ada rujukan,” tuturnya lagi.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Bantul Maya Sintowati mengatakan, lembaganya telah turun ke lapangan untuk mengaudit Puskesmas Pundong. Dinas Kesehatan meminta keterangan dari pihak Puskesmas apakah benar teledor melakukan layanan kesehatan. “Apa hasil auditnya saya belum baca. Tapi kami sudah turun untuk mengaudit,” kata Maya.

Selain meminta keterangan dari puskesmas lembaganya juga bakal meminta keterangan kepada keluarga Sumartiningsih dan Sarjono. Prinsipnya kata Maya, Puskesmas harus memberi layanan terbaik ke masyarakat.

Advertisement

Sumartiningsih pada Minggu (21/8) siang lalu dirawat di Puskesmas Pundong karena hendak melahirkan. Pukul 16.30 WIB sang ibu pecah ketuban pertanda bayi segera lahir. Namun Sumartiningsih mengklaim tidak mendapat tindakan medis berarti dari petugas Puskesmas meski sudah berjam-jam pecah ketuban. Keluarga lalu mendesak dirujuk ke rumah sakit (RS). Alasannya selain sudah berjam-jam pecah ketuban, karena ibu bayi memiliki riwayat kecil pinggul sehingga sulit melahirkan normal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif