Jatim
Rabu, 31 Agustus 2016 - 16:05 WIB

KEAMANAN MAKANAN MALANG : Dosen UMM Peroleh 9 Hak Paten Pewarna Makanan Alami

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - pewarna makanan (ilustrasi/JIBI/dok)

Keamanan makanan Malang, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang memperoleh 9 hak paten pewarna makanan alami.

Madiunpos.com, MALANG–Dosen Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Elfi Anis Saati mengantongi 9 hak paten pewarna makanan alami dari Ditjen Dikti.

Advertisement

Munculnya hak paten pewarna makanan alami dari bunga itu berawal dari keprihatinan Anis terhadap pewarna tekstil yang digunakan di makanan.

“Karena saya orang gizi, maka perhatian saya lebih ke arah keamanan pangan,” tutur Elfi yang juga auditor halal Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia, Jawa Timur ini, di Malang, Rabu (31/8/2016).

Advertisement

“Karena saya orang gizi, maka perhatian saya lebih ke arah keamanan pangan,” tutur Elfi yang juga auditor halal Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia, Jawa Timur ini, di Malang, Rabu (31/8/2016).

Karena temuannya dipandang sebagai produk yang sehat, aman dan halal, maka dia juga memperoleh  penghargaan sebagai salah satu dari lima poster produk halal terbaik di dunia pada gelaran World Halal Research 2011 oleh Halal Industry Development Corporation (HDC) Global di Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut dia, pewarna tekstil memang membuat warna makanan terlihat lebih mencolok dan tampak menarik, sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsinya karena tampilan visual yang menggoda.

Advertisement

Proses awalnya,  dia mengamati bunga cacar air yang warnanya dapat larut dalam air sehingga dia menyimpulkan antosianin atau pigmen bunga yang dapat larut dalam air ini dapat diolah menjadi bahan pewarna makanan yang berdampak membuat makan lebih sehat.

Elfi pun kemudian meramu antosianin dengan beberapa asam, seperti asam sitrat dan asam asetat, sehingga warna yang dilahirkan aman dikonsumsi manusia dan aman bagi lingkungan.

Dia rela mengunjungi berbagai kampus terkemuka di Indonesia hingga Australia untuk mengidentifikasi struktur molekul mawar merah. Selain mawar merah, ia juga mengambil zat pewarna dari anggur, kulit buah naga, ubi, bunga kana, bayam merah, turi merah, dan berbagai sumber lainnya yang dijamin keamanannya. Selain itu, pewarna alami milik Elfi juga memiliki warna yang cantik, sehingga tetap dapat terlihat menarik di mata konsumen.

Advertisement

“Manfaat antosianin pada bunga sangatlah banyak karena sifatnya yang larut dalam air. Selain dapat menjadi bahan warna alami makanan, ia juga bersifat anti-oksidan, anti-herbal, anti-akrobia, menghambat mikroba, bahkan dapat menambah awet muda dan mencegah penyakit kulit,” paparnya.

Elfi juga mengungkapkan telah memproduksi antoksianin mawar dalam bentuk tablet effervescent. Tablet ini merupakan salah satu penemuannya yang telah diujicobakan pada tikus oleh anaknya yang berprofesi sebagai dokter. Hasilnya, pewarna tersebut berfungsi sebagai pelindung hati dan ginjal tikus.

Dia juga mengaku penemuannya sempat diminati salah satu produsen kosmetik nasional untuk digunakan sebagai pewarna hand and body lotion. Hasil risetnya itu juga mengundang tawaran dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Korea yang tertarik membelinya, namun dia  menolak tawaran-tawaran itu lantaran baginya, bunga-bunga yang ditelitinya merupakan bagian dari kekayaan alam bangsa ini.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif