Soloraya
Rabu, 31 Agustus 2016 - 07:10 WIB

AKSI MASSA DI KLATEN : Kronologi Lengkap Massa PSHT Geruduk Ceper, 21 Rumah Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota massa yang menggeruduk Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper dikumpulkan di salah satu lorong Mapolres Klaten, Selasa (30/8/2016). Massa menggeruduk Dukuh Ngeseng pada Senin (29/8/2016) malam. (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Aksi massa di Klaten menyebabkan puluhan rumah rusak

Solopos.com, KLATEN – Ratusan orang dari salah satu perguruan silat menggeruduk Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Senin (29/8/2016) malam. Akibat kejadian itu, sekitar 21 rumah rusak serta seorang warga mengalami luka-luka.

Advertisement

Bariyah, warga Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper menunjukkan kaca rumahnya yang rusak akibat lemparan batu, Selasa (30/8). Massa yang terdiri dari ratusan orang menggeruduk kawasan Dukuh Ngeseng pada Senin (29/8/2016) malam. (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Informasi yang dihimpun Solopos.com, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Massa berdatangan dengan berjalan kaki dari wilayah Delanggu.

Salah satu warga Dukuh Krenekan, Desa Klepu, Ceper, Prapto, massa sempat berniat memasuki perkampungan di wilayahnya. Beruntung, massa urung memasuki kawasan perkampungan setelah dihalau warga.

Advertisement

Mereka lantas terus bergerak menuju Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon yang berada di seberang Stasiun Ceper. “Hampir sebagian besar saat itu membawa bambu,” kata Prapto saat ditemui di Klepu, Selasa (30/8/2016) dini hari.

Sesampainya di wilayah Dukuh Ngeseng, massa melakukan penyisiran dan melempari rumah warga menggunakan batu serta memukul pintu dan kaca. Melihat massa datang, warga berusaha menyelamatkan diri. Beberapa diantaranya ada yang berlarian menuju ke Mapolsek Ceper.

Salah satu warga yang melintas di sekitar lokasi menjadi sasaran amukan massa. Warga itu bernama Suparji, 40, warga Desa Klepu, Ceper. Ia mengalami luka pada bagian punggung lantaran sabetan senjata tajam serta luka pada kepala lantaran pukulan benda tumpul. Beruntung, Suparji berhasil menyelamatkan diri dari amukan massa tersebut.

Tembakan Peringatan

Advertisement

Aparat kepolisian dipimpin Kapolres, AKBP Faizal, lantas mendatangi lokasi dan berusaha meredam aksi massa. Namun, aksi anarkistis masih berlanjut. Kapolres sempat ditantang sejumlah orang dari massa tersebut. Lantaran tak bisa dikendalikan, polisi mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.

Baca Juga:
Tawuran Pecah di Klaten ; Warga Ketakutan ; Warga Kena Luka Pukul ; Pemicu Rusuh Ceper Masalah Sepele
Polisi Buru Provokator

Massa akhirnya bisa dikendalikan dan digiring ke lokasi yang lebih terang. Senjata yang dibawa massa lantas dilucuti aparat. Selain pentungan, aparat juga menyita puluhan senjata tajam.

Setelah dikumpulkan di tepi jalan wilayah Desa Klepu, aparat Polres Klaten dibantu TNI serta Brimob membawa massa itu ke mapolres.

Advertisement

Beberapa orang di antara rombongan tersebut diketahui mengenakan seragam serta kaos melambangkan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Selasa dini hari, seluruh anggota massa sudah dibawa ke mapolres.

Dari pemeriksaan aparat, sebagian besar anggota massa terdiri dari remaja usia SMP dan SMA. Dari massa tersebut, ada yang merupakan petugas satuan pengamanan (satpam) perusahaan hingga pegawai. Mereka tak hanya berasal dari wilayah Klaten. Beberapa diantaranya berasal dari wilayah Sleman, Gunung Kidul, dan Bantul serta Karanganyar.

Dipicu Perkelahian


Kapolres Klaten, AKBP Faizal, menunjukkan senjata tajam yang disita saat aksi penyerangan pada Senin (29/8/2016) malam. Massa menyerang kawasan Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper pada Senin malam. (Taufiq Sidik/JIBI/Solopos)

Advertisement

Kapolres Klaten, AKBP Faizal, mengatakan aksi penyerangan itu dipicu perkelahian yang terjadi pada Minggu (28/8) malam. Kasus perkelahian antara salah satu warga Dukuh Ngeseng dengan anggota PSHT tersebut sudah ditangani dengan upaya damai pada Senin (29/8).

“Sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Sudah ada surat pernyataan juga. Namun, mediasi ternyata tidak memeberikan dampak signifikan. buktinya, masih terjadi seperti ini,” kata Kapolres.

Atas kejadian itu, Kapolres menyatakan bakal memberikan tindakan tegas. Terlebih, aksi tersebut membuat kerusakan rumah serta warga ketakutan.

Pihaknya juga tak memberikan toleransi terkait aksi anarkistis tersebut. Sejumlah orang yang membawa senjata tajam bakal diproses secara hukum dan diancam dengan UU Darurat tentang kepemilikan dan membawa senjata tajam.

“Saya sudah ngomong ke pimpinan PSHT, yang terbukti membawa senjata tajam akan kami tindak. Bagi yang tidak, mereka diperbolehkan pulang dengan syarat dijemput orangtua dan guru bagi yang masih sekolah. bagi yang sudah bekerja, dijemput keluarga serta pimpinan tempat mereka bekerja,” katanya.

Kapolres mengatakan pihaknya juga menelusuri pihak-pihak yang melakukan provokasi ke anggota massa. “Saat kami cek ke beberapa ponsel mereka, ada pesan yang dikirimkan melalui WA, BBM, serta pesan singkat yang intinya ajakan untuk melakukan hal tersebut. Kami masih telusuri siapa pembuatnya,” katanya.

Advertisement

Ketua Cabang PSHT Sleman, Bimo Subandi Murbo Dinoto, bersama Ketua Ranting PSHT Ceper Klaten, Marino, menjelaskan kejadian itu diluar sepengetahuan pengurus PSHT. Pihaknya siap mengganti kerugian atas kejadian itu.

“Untuk antisipasi agar tidak lagi terjadi kejadian ini, kami yang tua-tua berkoordinasi dengan seluruh jajaran. Kami siaga jangan sampai ada pergerakan untuk melanjutkan perkara ini,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif