Jogja
Selasa, 30 Agustus 2016 - 22:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Dispertahun Ingin Kembalikan Kejayaan Petani Bawang Merah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Bantul Suharsono bersama pejabat lainya saat akan mengawali panen raya di Dusun Tegalrejo, Desa Srigading, Sanden, Bantul. Selasa (30/8/2016) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul terus dibenahi agar dapat swasembada.

Harianjogja.com, BANTUL  – Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul bekerjasama dengan Balai Pengkajian Budidaya Pertanian (BPTP) DIY melakukan pendampingan kepada sejumlah kelompok petani bawang merah demi mengembalikan kejayaan petani bawang. Salah satunya adalah kelompok tani yang terdapat di Dusun Tegalrejo, Desa Srigading, Sanden, Bantul.

Advertisement

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Bantul, Pulung Haryadi, berhasil mendampingi petani bawang merah mengunakan metode pertanian yang lebih efektif. Teknologi tersebut adalah dengan mengunakan plastik mulsa di lahan berpasir. Meskipun mengeluarkan biaya tambahan, menurut Pulung hal tersebut tak menjadi soal, karena hasil yang diperoleh petani juga berlipat-lipat.

“Kami ingin mengembalikan kejayaan petani bawang merah di Bantul,” ujarnya, Selasa (30/8/2016).

Pulung menjelaskan pencapaian tersebut merupakan hasil kerja sama dengan BPTP DIY. Kata Pulung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah lama bekerja sama dengan BPTP DIY. Kerja sama itu ditujukan untuk meningkatkan produksi bawang merah di Bantul, sekaligus untuk mengembalikan Bantul sebagai salah satu kabupaten penghasil bawang merah.

Advertisement

Salah satu pembaharuan yang dibawa BPTP DIY, yakni dengan menguji coba penggunaan mulsa plastik di lahan pasir. Setelah uji coba, ternyata hasilnya cukup memuaskan.

“Di lahan pasir kan biasanya tidak menggunakan mulsa plastik. Tapi setelah ada pendampingan dari BPTP DIY, ternyata di lahan pasir juga bisa memakai mulsa. Bahkan hasil panen bawang merah yang dihasilkan lebih besar dari sebelum-sebelumnya,” jelasnya.

Lanjut Pulung, dengan menggunakan mulsa plastik para petani memang mesti mengeluarkan biaya tambahan. Pasalnya dalam satu hektare lahan, para petani mesti menyiapkan setidaknya 15 rol mulsa dengan biaya tambahan mencapai Rp.2,7 juta.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif