Jatim
Selasa, 30 Agustus 2016 - 15:05 WIB

GELOMBANG TINGGI PACITAN : Duh, Omzet Nelayan Pacitan Turun Hingga Rp2 Miliar Per Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nelayan mengangkat ikan tuna yang memiliki berat sekitar 20 kg untuk dibawa ke tempat pelelangan ikan di Dermaga Tamperan Pacitan, Selasa (30/8/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Gelombang tinggi Pacitan, badai yang terjadi pada Agustus membuat hasil tangkapan ikan pada bulan itu menurun drastis.

Madiunpos.com, PACITAN — Selama Agustus 2016, jumlah hasil tangkapan ikan di Dermaga Tamperan, Pacitan menurun hingga 50% dibandingkan jumlah tangkapan pada bulan-bulan sebelumnya. Pada Agustus ini, jumlah tangkapan ikan hanya 224 ton, padahal bulan sebelumnya mencapai 450 ton.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di Dermaga Tamperan, Selasa (30/8/2016) pagi, puluhan nelayan membongkar kapal dan menurunka hasil tangkapan ikan. Ikan tuna seberat puluhan kilogram diangkat dua nelayan hingga ke tempat pelelangan ikan (TPI) di dermaga itu. Sejumlah pedagang ikan pun sudah mengantre untuk membeli ikan tersebut. Sebagian nelayan ada yang mulai memasukkan es balok ke kapal dan bersiap untuk melaut lagi.

Kasi Jasa Kepelabuhan UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, Choirul Huda, mengatakan sebulan terakhir jumlah tangkapan ikan yang masuk ke Tamperan menurun drastis hingga 50% dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu faktor utama penurunan tangkapan ikan yaitu karena adanya gelombang tinggi dan disertai fenomena la nina.

Choirul menyampaikan pada kondisi normal, jumlah tangkapan ikan yang masuk ke Tamperan sebanyak 450 ton/bulan atau sekitar  15 ton/hari. Tetapi sejak gelombang tinggi pada awal Agustus lalu, nelayan mengalami penurunan tangakapan ikan.

Advertisement

“Adanya gelombang tinggi pasti berdampak pada jumlah tangkapan, perahu kecil tidak berani melaut dan kapal nelayan yang berani melaut kesulitan mencari ikan, karena saat gelombang tinggi ikan pun lebih sulit ditangkap,” jelas dia kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa.

Dengan adanya penurunan tangkapan ikan, kata dia, juga berdampak pada penurunan omzet nelayan yang setiap bulan omzet mencapai Rp4,5 miliar. Tetapi pada Agustus hanya sekitar Rp2,2 miliar.

Lebih lanjut, Choirul menyampaikan ikan yang paling banyak berada di perairan Pacitan yaitu ikan cakalang, tuna, dan layur. Namun, dalam sebulan terakhir ada beberapa ikan yang jarang ditemui di Pacitan antara lain yaitu layur dan tuna.

Advertisement

Seorang nelayan, Muslimin, mengatakan hasil tangkapan dalam Agustus ini mengalami penurunan sekitar 20% dari hasil tangakapan bulan sebelumnya. Pada Agustus rata-rata hanya berhasil menangkap 800 kg ikan, padahal sebelumnya bisa menangkap ikan mencapai 1 ton.

“Gelombang tinggi memang sangat berpengaruh pada hasil tangkapan. Saat gelombang tinggi, kami kesusahan dalam menangkap ikan,” kata nelayan asal Sinjai, Sulawesi Selatan itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif