News
Selasa, 30 Agustus 2016 - 17:15 WIB

BAHAN BAKAR MINYAK : Sejumlah SPBU di Solo Kekurangan Pertalite, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Uji pasar BBM Pertalite di SPBU kawasan Gedebage, Bandung, Jumat (24/7/2015). (Rachman/JIBI/Bisnis)

Bahan Bakar Minyak, SPBU di Solo sempat alami kekosongan Pertalite.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mengalami kekosongan pertalite akibat keterlambatan pengiriman. Hal ini menyebabkan layanan ke konsumen terganggu.

Advertisement

Salah satu pengelola SPBU di Solo yang menolak disebut namanya mengatakan pertalite sudah habis sejak Senin (29/8/2016) hingga Selasa (30/8/2016) pagi. Setelah itu, konsumen beralih membeli pertamax dan premium. Namun Selasa pagi giliran pertamax yang habis. Menurut dia, keterlambatan pengiriman ini terjadi di hampir semua SPBU di Solo.

“Layanan untuk sepeda motor dan mobil hanya bisa dilakukan untuk pembelian premium karena pertalite dan pertamax habis. Padahal premium dibatasi hanya dua nozzle sehingga ada penumpukan antrean pembelian premium,” ungkapnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Advertisement

“Layanan untuk sepeda motor dan mobil hanya bisa dilakukan untuk pembelian premium karena pertalite dan pertamax habis. Padahal premium dibatasi hanya dua nozzle sehingga ada penumpukan antrean pembelian premium,” ungkapnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, antrean pembelian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU tersebut mengular hingga ke jalan raya. Hal ini mengingat hanya dua nozzle yang dioperasikan. Namun sekitar pukul 10.00 WIB pengiriman pertalite datang dan layanan kembali normal. Pertalite kosong juga terjadi di Pasar Kliwon.

Pengawas SPBU Pasar Kliwon, Apri Cahyo, mengatakan pertalite habis sekitar pukul 08.00 WIB. Akibatnya masyarakat berpindah membeli pertamax. “Sejak kali pertama ada program pengalihan ke pertalite, baru kali ini ada keterlambatan pengiriman pertalite,” kata dia.

Advertisement

Pengawas SPBU Gilingan, Agung Fauzi, mengungkapkan permintaan pertalite tinggi. Namun dia hanya mendapat kiriman 8 KL/hari dari permintaan 16 KL sehingga sempat mengalami kekosongan. Dia mengatakan kondisi tersebut terjadi sejak Sabtu (27/8/2016).

“Konsumsi pertalite rata-rata 10 KL, pertamax 5 KL, dan premium 7 KL. Kalau stok pertalite kosong tentu BBM yang lain mengalami kenaikan [penjualan],” ujarnya.

Pengawas SPBU lain yang enggan disebut namanya juga mengatakan hanya mendapat kiriman 8 KL dari loading order (LO) 16 KL. Dia mengaku sempat ditawari untuk menambah pengiriman premium karena minimnya pasokan pertalite. Namun ditolak karena kapasitas tangki terbatas akibat pengalihan ke pertalite.

Advertisement

“Kapasitas tangki pendam pertalite 45 KL sedangkan premium hanya 20 KL,” imbuhnya.

Sementara itu, Area Manager Communication and Relations Pertamina JBT, Suyanto, menyampaikan ada permasalahan di service unit sehingga menyebabkan proses distribusi BBM lebih lama. Dia membantah keterlambatan pasokan ini disebabkan kurangnya pasokan akibat permintaan pertalite yang meningkat tajam setelah adanya program pembatasan penjualan premium pada pertengahan bulan ini.

“Pasokan BBM cukup dan bisa memenuhi permintaan tapi ada sedikit masalah di service unit. Namun secepatnya akan teratasi,” jelas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif