News
Senin, 29 Agustus 2016 - 19:01 WIB

Tokoh Mukidi Tidak Akan Dipatenkan!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Soetantyo Moechlas, penulis buku Laskar Pelawak Petualangan Mukidi dan Wakijan (Facebook)

Nama Mukidi menjadi nama fenomenal di media sosial lewat aksi-aksi lucunya.

Solopos.com, SOLO — Mukidi menjadi nama populer dalam pencarian mesin pencari Google dalam sepekan terakhir. Mukidi hadir dalam berbagai versi cerita yang dibikin oleh netizen. Kreator tokoh Mukidi, Soetantyo Moechlas, mengatakan tidak akan mematenkan tokoh kreasinya.

Advertisement

Pengamat media sosial Nukman Lutfi menyebut fenomena Mukidi sebagai era baru humor partisipatif. Hal ini terungkap dalam tayangan talkshow Apa Kabar Indonesia Pagi di TV One, Minggu (28/8/2016). (Baca: Soetantyo Mukidi dalam Kesunyian)

Soetantyo atau Pak Yoyo merupakan pencipta tokoh Mukidi yang hadir sejak tahun 2000. Bahkan tiga buku Petualangan Mukidi telah dirilis pada 2010 dengan judul Trilogi Laskar Pelawak. Cerita lucu Mukidi juga telah dipublikasikan lewat blognya sejak Agustus 2012.

Advertisement

Soetantyo atau Pak Yoyo merupakan pencipta tokoh Mukidi yang hadir sejak tahun 2000. Bahkan tiga buku Petualangan Mukidi telah dirilis pada 2010 dengan judul Trilogi Laskar Pelawak. Cerita lucu Mukidi juga telah dipublikasikan lewat blognya sejak Agustus 2012.

Kini cerita Mukidi telah dikembangkan oleh pencipta cerita-cerita lucu yang menggunakan tokoh Mukidi. Nukman mengatakan yang menarik dari fenomena Mukidi yakni, publik ikut terlibat menciptakan cerita lucu Mukidi.

“Di media sosial nama Mukidi digunakan oleh siapa saja untuk menghasilkan cerita-cerita lucu maupun gambar dan itu tidak masalah karen belum ada paten. Beda halnya, dengan er TV, publik hanya bisa menonton dan tertawa tapi tidak terlibat. Tetapi media sosial tidak. Ada humor partisipatif di mana orang bisa menciptakan tawa-tawa baru. Itulah yang menyebabkan fenomena Mukidi bisa meledak,” paparnya.

Advertisement

Fenomena Mukidi akan tetap booming selama sang kreator tidak mematenkan atau mendaftarkan hak cipta nama Mukidi. 

Senada diungkapkan Sosiolog, JF Waraouw. Dalam talkshow tersebut, Waraouw menjelaskan fenomena Mukidi akan berakhir jika sudah dipatenkan. Dengan Mukidi menjadi milik bersama dan siapa saja maka akan tetap up to date. “Kalau sudah paten dia [Mukidi] akan stagnan.”

Menanggapi hal ini, pencipta tokoh Mukidi, Soetantyo atau Pak Yoyo menegaskan dia tidak akan mematenkan tokoh kreasinya itu. “Saya tidak akan mematenkan karena saya senang. Orang menjadi kreatif dengan tokoh Mukidi.”

Advertisement

Lewat Mukidi, ujar Yoyo, publik juga mempunyai media untuk menyampaikan unek-uneknya. “Ada jalurnya, ada wadahnya. Saya enggak masalah. Ini merangsang kreativitas orang. Hanya humor saja,” tandasnya.

Menurut dia, Mukidi akan tetap hidup seiring dengan kreativitas orang. “Karena ini [Mukidi] hidup di dunia maya.”

Waraouw mengatakan dengan adanya Mukidi masyarakat mempunyai sosok yang mewakili. Ini dilatarbelakangi ketidak percayaan pada sosok yang serius. “Publik menilai karena berbicara dengan mereka membosankan dan tak mengubah keadaan,” pungkasnya.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif