Jogja
Senin, 29 Agustus 2016 - 18:20 WIB

SLEMAN TEMPLE RUN 2016 : Berlari Menakhlukkan Terjalnya Medan Antarcandi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nugroho saat berlari di garis Finish pada kejuaraan lomba lari Sleman Temple Run 2016. (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Sleman Temple Run menjdi pembuktian hebatnya pelari menakhlukkan terjalnya medan antarcandi

Harianjogja.com, SLEMAN– Rute yang terjal melalui jalan-jalan di pegunungan membuat Sleman Temple Run yang berlangsungkan Minggu (28/8/2016) kemarin menjadi sebuah ajang yang sangat jauh dari ekspektasi peserta.

Advertisement

Kegiatan lomba lari marathon yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman ini sangat menarik karena menggabungkan antara olahraga dengan wisata sekaligus dengan hadiah jutaan rupiah.

Sejak pagi seluruh peserta dari berbagai daerah sudah berdatangan ke lokasi start di kawasan wisata Tebing Breksi, Prambanan. Dalam sambutannya yang dibacakan Plt. Sekda Sleman Iswoyo Hadiwarno sebelum lomba dimulai, Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan bahwa Sleman memiliki beberapa candi yang letaknya berdekatan.

Advertisement

Sejak pagi seluruh peserta dari berbagai daerah sudah berdatangan ke lokasi start di kawasan wisata Tebing Breksi, Prambanan. Dalam sambutannya yang dibacakan Plt. Sekda Sleman Iswoyo Hadiwarno sebelum lomba dimulai, Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan bahwa Sleman memiliki beberapa candi yang letaknya berdekatan.

Dengan demikian pada tahun ini kegiatan yang menggabungkan olahraga dengan wisata para pelari akan melintasi trek sepanjang delapan kilometer yang akan melintasi kawasan Candi Barong, Candi Ijo dan Kraton Ratu Boko.

Kemudian Kepala Pengembangan Pariwisata Disbudpar Sleman, Shavitri Kumala Dewi mengatakan, karena sleman memiliki banyak situs candi, ke depan event Sleman Temple run ini bisa dijadikan agenda tahunan yang akan menggali potensi seluruh candi untuk digunakan sebagai rute lari.

Advertisement

Kemudian Koordinator Pelaksana Tovic Raharja, mengatakan pada tahun ini sengaja tidak diambil rute yang terlalu jauh, kata dia, jarak rute yang ditempuh hanya berkisar delapan kilometer saja. Namun demikian jalanan yang terjal naik serta turun tersebutlah yang akan membuat kegiatan ini berbeda.

“Berbeda dengan kegiatan lomba lari biasanya, kita lebih menonjolkan untuk eksplore lokasi wisata candinya. Jadi itu yang membuat peserta merasa tertarik sehingga banyak peserta dari luar negeri juga mendaftar seperti Belanda, Malaysia, Jepang, dan Jerman,” kata Tovic.

Pelari yang berhasil Finish diurutan pertama, Nugroho asal Tim Atletik Rajawali Magelang mengatakan jalur rute lomba sangat diluar dugaan. Dirinya yang seringkali mengikuti kejuaraan marathon pun sempat kaget dengan rute yang sangat terjal.

Advertisement

“Tapi asik, pas lari pemandangannya keren. Baru pertama juga jadi bisa tau candi-candi yang ada di Sleman, ujar dia.

Nugroho berhasil menyelesaikan lomba lari tersebut dengan catatan waktu 38.03.46 menit.

Selain itu salah satu pelari wanita, Denis Priatiari, asal Solo mengatakan dalam mengikuti perlombaan ini emosi sangat berpengaruh, saat awal loma dirinya mengaku sangat bersemangat untuk finish dan mendapatkan medali. Namun ditengah-tengah perjalanan saat mengetahui rutenya yang sangat terjal dirinya sempat merasa tidak kuat.

Advertisement

“Tadi pas sudah hampir setengah jalan rasanya sangat pesimis untuk bisa finish dan dapat medali. Tapi saya juga jadi merasa tertantang karena rutenya, setelah finish ternyata saya termasuk lima besar,” kata dia.

Dalam lomba lari ini 200 pelari yang finish pertama berhak mendapatkan medali, kemudian ada beberapa uang pembinaan untuk para juara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif