Soloraya
Minggu, 28 Agustus 2016 - 08:15 WIB

TAMBANG SRAGEN : Puluhan Warga Tanggan Protes Jalan Rusak dan Polusi Udara

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan warga Brangkal, Desa Tanggan, Gesi, Sragen menggelar unjuk rasa memprotes Pemkab Sragen yang tak peduli dengan kondisi jalan rusak sepanjang dua kilometer sebagai dampak atas lalu lintas truk pengangkut galian C, Sabtu (27/8/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Tambang Sragen jenis galian C diprotes warga karena diduga menjadi penyebab rusaknya jalan.

Solopos.com, SRAGEN—Puluhan warga di Dukuh Brangkal, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen menggelar unjuk rasa memprotes pemerintah kabupaten (Pemkab) Sragen yang membiarkan kondisi jalan di Brangkal sepanjang dua kilometer dalam keadaan rusak. Kerusakan jalan tersebut sebagai dampak ada lalu lintas truk pengangkut galian C yang tidak memperhatikan kaidah lingkungan hidup.

Advertisement

Mereka beraksi dengan membawa poster bertuliskan tuntutan agar jalan rusak itu diperbaiki dan adanya kesadaran dari pengusaha galian C untuk mengurangi debu yang beterbangan serta memberi kompensasi kepada warga yang terkena dampak. Mereka juga menanam pohon pisang di tengah jalan sebagai aksi protes. Kendati mereka beraksi di tengah jalan, aktivitas mereka tak menganggu pengguna jalan.

Koordinator aksi, Sumarlan, 58, warga Brangkal RT 002, Tanggan, menyampaikan kondisi kerusakan jalan akibat lalu lintas truk galian C di Tanggan tidak bisa ditoleransi. Dia berusaha menyampaikan aspirasi itu kepada Kepala Desa (Kades) Tanggan, Camat Gesi, hingga ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) tetapi tidak ada respons positif. Dia bingung harus menyampaikan aspirasi kemana.

Advertisement

Koordinator aksi, Sumarlan, 58, warga Brangkal RT 002, Tanggan, menyampaikan kondisi kerusakan jalan akibat lalu lintas truk galian C di Tanggan tidak bisa ditoleransi. Dia berusaha menyampaikan aspirasi itu kepada Kepala Desa (Kades) Tanggan, Camat Gesi, hingga ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) tetapi tidak ada respons positif. Dia bingung harus menyampaikan aspirasi kemana.

Akhirnya, aksi unjuk rasa itulah yang menjadi alternatif terakhir supaya jeritan rakyat didengar Pemkab Sragen.

“Saya datang ke kades dan camat jawabannya itu untuk kepentingan nasional [jalan tol]. Ketika datang ke BLH diminta membuat surat aduan. Saya sudah melayangkan surat aduan tetapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya,” kata Sumarlan.

Advertisement

“Saya setiap hari menyiram sendiri jalan itu dengan air supaya debu tidak menganggu. Saya buka warung di pinggir jalan. Debu itu menganggu warga yang mampir ke warung,” katanya.

Seorang warga lainnya, Didik, mengungkapkan tidak sedikit warga yang mengalami sakit batuk dan gangguan pernafasan belakangan. Hampir semua anggota keluarga Didik mengeluhkan batuk yang tak kunjung sembuh akibat banyaknya debu itu.

“Saya sendiri baru sembuh dari batu selama dua hari terakhir. Kami mendesak supaya pengusaha tambang menyiram jalan secara rutin lima kali sehari. Selama ini penyiraman hanya dilakukan sekali itu pun tidak merata,” ujarnya.

Advertisement

Selain itu, Didik menunjukkan sejumlah truk dump yang mengangkut galian C selalu terbuka. Dia meminta pengusaha tambang untuk menutup truk pengangkut galian C itu dengan terpal supaya debunya tidak beterbangan dan tidak menganggu pengguna jalan di belakangnya.

“Lihat kondisi jalan yang bergelombang di Brangkal. Jalan di Sapen lebih parah lagi karena ada genangan airnya sampai sekarang,” tutur dia.

Sementara itu, Kabid Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) BLH Sragen, Lukas Gunawan, menyampaikan pengelolaan lingkungan itu menjadi kewajiban pengusaha tambang yang tercantum dalam dokumen upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL).

Advertisement

“Ketika masyarakat tidak puas pasti akan timbul gejolak. Mestinya ada penyiraman air secara berkala dan penutupan terpal pada bak angkutan galian C. Ban truk harus dicuci dulu supaya tidak menimbulkan debu. Semua itu harus dilakukan pengelola tambang,” tambahnya.

Tri Rahayu/JIBI/Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif