Soloraya
Minggu, 28 Agustus 2016 - 13:00 WIB

SOLOPOS GOES TO SCHOOL : Asyiknya Belajar Jadi Citizen Jurnalism

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Redaktur Solopos, Danang Nur Ikhsan, saat memberikan pelatihan jurnalistik kepada puluhan siswa SMA Muhammadiyah 1 Simo, dalam rangka SOLOPOS-Yamaha Goes to School, Sabtu (28/8/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Solopos Goes to School pada Sabtu (27/8/2016) digelar di SMA Muhammadiyah 1 Simo, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI – Banjir informasi di media sosial menjadi materi pembuka bagi Redaktur Solopos, Danang Nur Ikhsan, saat memberikan pelatihan jurnalistik kepada puluhan siswa SMA Muhammadiyah 1 Simo, dalam rangka Solopos-Yamaha Goes to School, Sabtu (28/8/2016).

Advertisement

Media sosial baik Facebook, Twitter, Path, bahkan BBM hingga WhatsApp, dengan mudahnya menerima tautan berita online dari berbagai portal. Tidak hanya itu, pengguna media sosial saat ini juga dengan mudahnya membagikan tautan-tautan informasi yang terkadang belum bisa dipastikan kebenarannya. “Kita sering menjadi pengguna medsos yang gampang like and share. Kalau informasi itu benar, tidak masalah. Tetapi kalau informasi atau berita itu tidak benar, bagaimana?” kata Danang, Sabtu.

Danang meminta kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Simo yang kerap berselancar di media sosial lebih bertanggung jawab dalam menerima dan membagikan setiap informasi yang diterima.

Advertisement

Danang meminta kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Simo yang kerap berselancar di media sosial lebih bertanggung jawab dalam menerima dan membagikan setiap informasi yang diterima.

Fenomena ini disampaikan Danang karena masyarakat kini tidak hanya mengandalkan koran untuk mendapatkan informasi tetapi juga melalui media-media online. Informasi yang beredar media sosial tidak hanya diperoleh dari portal berita. Namun informasi bisa juga diperoleh dari status teman di media sosial. Apalagi sekarang masyarakat sangat mudah menyodorkan kamera gadget untuk mengabadikan momen dan peristiwa yang dia lihat.

“Kemudian gambar itu di bagikan di media sosial dan diberikan keterangan. Secara tidak sadar, siapapun kini bisa menjadi jurnalis karena punya informasi yang dibagikan. Jurnalis bukan hanya orang yang berprofesi sebagai wartawan,” kata Danang.

Advertisement

“Apapun boleh diinformasikan, tentang jalan rusak, kecelakaan, atau bahkan tempat-tempat yang indah dan unik bisa diinformasikan melalui media sosial,” ujar Danang. Pelatihan kemudian mengarah pada teori dasar jurnalistik. Seperti diketahui, berita adalah laporan tentang kejadian dan peristiwa yang aktual. Namun, tidak semua informasi layak menjadi sebuah berita.

“Ada artis melahirkan. Apakah layak menjadi berita?” tanya Danang.
Salah satu siswa XI IPA, Taufik, menganggap artis melahirkan tidak layak menjadi berita karena tidak penting. “Ya, mungkin bisa menjadi berita, tetapi jadi berita yang tidak penting,” ujar Taufik.

Dalam pelatihan tersebut, siswa akhirnya diberi pemahaman tentang kelayakan sebuah informasi untuk menjadi sebuah berita, yakni informasi itu penting, aktual, ada unsur kedekatan, unik, keterkenalan/tokoh, besar, tren, human interest, berbau konflik.
Pelatihan tersebut juga memperkenalkan jenis berita, mulai dari strightnews, features, dan berita investigasi. Siswa pun diberi kesempatan untuk mengenal jenis berita pada koran Solopos Sabtu (27/8/2016).

Advertisement

Unik, siswa XI IPS1 mencontohkan salah satu berita features, Dibalik Kisah Mukidi. “Kenapa disebut features, karena merupakan berita kisah, dan unsur utama berita yakni 5W1H tidak berada di awal berita,” ujar Unik.

Solopos-Yamaha Goes to School dilanjutkan dengan product knowledge motor Yamaha, ada Yamaha Fino dan Yamaha R25.

Perwakilan dari Yamaha, Hendro, memperkenalkan teknologi terbaru pada motor Yamaha yakni blue core. Siswa SMA 1 Muhammadiyah Simo juga berkesempatan test drive beberapa merek motor Yamaha.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif