Mahasiswa UMS menggelar pameran tugas akhir di arena Car Free Day, Minggu (28/8/2016).
Solopos.com, SOLO – Para pengunjung yang menikmati suasana Hari Bebas Asap Kendaraan atau car free day (CFD) di Jl. Slamet Riyadi Solo, tepatnya di pertigaan depan Bank CIMB Niaga Solo, Minggu (28/8) pagi, disuguhi pemandangan berbeda dari biasanya.
Di tempat itu, dipamerkan karya tugas akhir 26 mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Para pengunjung dipersilahkan untuk mengagumi desain-desain yang detil dan amat beragam, mulai dari resor, taman dan galeri kota, jalan raya sebagai kawasan city walk, galeri kesenian anak berkebutuhan khusus (ABK), pusat pendidikan dan terapi anak autis, gedung teater opera musik, gedung pondok pesantren, gedung akademi musik Jazz, hingga pengembangan kawasan wisata air.
Para pengunjung dipersilahkan untuk mengagumi desain-desain yang detil dan amat beragam, mulai dari resor, taman dan galeri kota, jalan raya sebagai kawasan city walk, galeri kesenian anak berkebutuhan khusus (ABK), pusat pendidikan dan terapi anak autis, gedung teater opera musik, gedung pondok pesantren, gedung akademi musik Jazz, hingga pengembangan kawasan wisata air.
Puluhan karya mahasiswa Teknik Arsitektur UMS yang akan diwisuda Sabtu (3/9) itu ditampilkan dalam bentuk poster tugas akhir yang ditempel pada panel. Maket dari karya-karya tersebut diletakkan di depan panel sebagai visualisasi tiga dimensi dari gambar.
Adapun karya-karya yang terpajang dalam pameran yang mengangkat tema Awareness of Architecture itu, di antaranya Danau Cipondoh Adventure Resort, Jepara Carving Center, Comic Arts Center Solo, Solo Jazz Music Academy, Pengembangan Jalan Raya Sukowati sebagai Kawasan City Walk Sragen, Taman dan Galeri Kota Tasikmalaya, Galeri Kesenian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tundakauru Solo, International Musicals Opera Theatre of Solo, Pengembangan Kawasan Waduk Mulur sebagai Wisata Edukasi dan Sport, Redesain Pondok Putri Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Pusat Pendidikan dan Terapi Anak Autis di Sukoharjo, dan lain-lain.
Salah satunya, Ristiana Warastri, perancang International Musicals Opera Theatre of Solo. Ristiana menuturkan, ide rancangannya berawal dari survei yang dilakukannya di beberapa gedung kesenian di Kota Solo.
“Menurut survei tersebut, diketahui bahwa beberapa gedung kesenian yang ada belum memenuhi standar gedung opera kesenian. Dari situ muncul ide dan kemudian saya kembangkan,” ungkap Ristiana ketika ditemui Espos di sela-sela pameran.
Mahasiswa lainnya, Muhammad Yusuf, yang membuat rancangan arsitektur tentang Pengembangan Kawasan Waduk Mulur sebagai Wisata Edukasi dan Sport, mengungkapkan, ide bermula dari keprihatinannya dengan kondisi kawasan wisata Waduk Mulur, Sukoharjo, yang mangkrak.
“Dengan potensi alam yang dimiliki Waduk Mulur, kawasan tersebut potensial untuk dikembangkan,” ungkap Yusuf.
Dalam kesempatan itu, desain pameran dibuat sederhana agar dapat menonjolkan karya utama para calon wisudawan dengan maksimal. Menariknya, di pameran ini pengunjung tidak hanya bisa melihat karya-karya tugas akhir tapi juga dipersilakan memberi testimoni serta mengisi polling untuk karya tugas akhir terfavorit.
Yusuf yang juga ketua Pameran Karya Tugas Akhir Mahasiswa Arsitektur UMS tersebut, menambahkan, pameran digelar dua hari hingga Senin (29/8/2016). Namun hari kedua, pameran digelar di Gedung H Kampus 2 UMS.
“Melalui tema yang diusung, mahasiswa selain menghasilkan karya melalui tugas akhir ini, sekaligus diajak untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan, khususnya di daerah asalnya,” tandas Yusuf.