Jateng
Minggu, 28 Agustus 2016 - 19:50 WIB

KUDETA TURKI : Semesta BBS Semarang Janji Bantu Alumnus Ditahan di Turki

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Sekolah Semesta Bilingual Boarding School, Moh Haris, saat memberikan pernyataan kepada wartawan di sekolahnya, Jumat (29/7/2016). Pernyataan Haris itu membantah kabar yang diumumkan Kedutaan Besar Turki bahwa Semesta Bilingual Boarding School terkait dengan organisasi pimpinan Fethullah Gulen, yang dianggap sebagai dalang kudeta Turki. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Kudeta Turki berimbas kepada penahanan mahasiswa asal Demak, Dwi Puspita Ari Wijayanti, yang membuat Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang prihatin.

Logo Lembaga Pendidikan Semesta (semestaschool.sch.id)

Advertisement

Semarangpos.com, SEMARANG – Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang mengaku siap membantu pendidikan mahasiswa Indonesia asal Demak, Dwi Puspita Ari Wijayanti, yang sempat ditahan pemerintah Turki jika ingin melanjutkan studinya di Indonesia.

Sebelumnya, Dwi bersama mahasiswa Indonesia lainnya, Yumelda Ulfan Afrilian, asal Aceh ditangkap pemerintah Turki karena dituduh terlibat kudeta Turki. Keduanya ditangkap dalam sebuah penggerebekan di sebuah rumah yang dikelola yayasan Pasiad di Kota Bursa, Turki, 11 Agustus lalu.

Yayasan Pasiad adalah organisasi yang didirikan Fethullah Gulen, seorang ulama Turki yang menjadi seteru Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan dianggap sebagai dalang di balik Kudeta Turki. Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang berkali-kali mengaku tak lagi terkait dengan lembaga itu hingga alumnus yang nyatanya masih menikmati beasiswa Pasiad di Turki ditangkap otoritas setempat.

Advertisement

Alasan penahanan terkait beasiswa yayasan Pasiad yang diterima kedua mahasiswa itu untuk kuliah di Turki. Namun, petugas tidak menemukan keterlibatan kedua mahasiswa Indonesia itu dengan yayasan Pasiad sehingga dibebaskan pada Kamis (25/8/2016).

Keduanya pun dikabarkan segera kembali ke Tanah Air dan belum tentu akan kembali ke Turki untuk melanjutkan pendidikannya. Selain itu, orang tua kedua mahasiswa itu kemungkinan tidak akan mengizinkan mereka kembali ke Turki menyusul kondisi politik negara itu yang masih memanas.

Kepala Semesta BBS Semarang, Muhammad Harris, mengaku sudah menemui orang tua dari Dwi. Kepada orang tua Dwi, Harris mengaku Semesta BBS Semarang siap memfasilitasi pendidikan putrinya jika ingin melanjutkan studi di Indonesia. “Kami siap memberikan bea siswa jika Dwi ingin meneruskan kuliahnya di Indonesia. Mungkin kami akan bantu jika dia ingin melanjutkan kuliah di Unnes [Universitas Negeri Semarang],” ujar Harris saat dijumpai Semarangpos.com di Semesta BBS Semarang, Sabtu (27/8/2016).

Advertisement

Meski demikian, Harris menilai Dwi tidak akan dengan mudah melepaskan pendidikannya di Turki. Kondisi ini tak lain karena dia sudah cukup lama sekolah di Turki dan juga mengambil jurusan yang jarang dijumpai di universitas-universitas di Indonesia. “Dwi itu kuliah di Turki mengambil jurusan Filsafat Turki. Jurusan itu sulit dijumpai di kampus-kampus di Indonesia. Otomatis kalau di Indonesia ya dia harus mengambil jurusan lain, sehingga harus mengulang kuliah dari awal. Itu yang membuat dia agak sulit melepas studinya di Turki,” imbuh Harris.

Meski demikian, seandainya ingin meneruskan studi di Turki, Dwi pun akan kesulitan dari segi pembiayaan pendidikan. Hal ini karena yayasan Pasiad yang menjadi penyokong biaya pendidikannya selama ini dianggap sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah Turki karena dituduh terlibat kudeta. “Kalau dia mau kembali ke Indonesia, nanti kami juga siap mempekerjakannya di sekolah ini sebagai tenaga pengajar. Kebetulan kemampuannya berbahasa Turki sangat dibutuhkan para siswa di sini,” terang Harris.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif