Soloraya
Minggu, 28 Agustus 2016 - 09:08 WIB

KISAH INSPIRATIF : 3D Street Art Pemuda Sukoharjo Kritik Pencemaran Lingkungan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pejalan kaki melewati mural tiga dimensi berupa kupu-kupu raksasa dan animasi kartun spongebob di jalan perkampungan di Dusun Turiharjo, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Jumat (26/8/2016). (Bony Wicaksono/JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif dari pemuda Sukoharjo layak diapresiasi.

Solopos.com, SUKOHARJO — Suasana jalan perkampungan di Dusun Turiharjo, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, tak seperti hari biasa. Sejumlah pengendara sepeda motor dan pejalan kaki selalu menengok ke bawah sambil menerka-nerka gambar warna biru muda yang terdapat di jalan kampung.

Advertisement

Tak sedikit para pejalan kaki yang berhenti sejenak sambil mengambil ponsel di kantong saku baju atau celana. Mereka mengabadikan gambar itu menggunakan ponsel lantaran cukup menarik.

Warga melintasi lukisan tiga dimensi yang menghiasi aspal jalan di Kampung Turiharjo, Madegondo, Grogol, Sukoharjo, Jumat (26/8/2016). Lukisan tiga dimensi yang dibuat oleh pemuda Kampung Turiharjo tersebut untuk memeriahkan peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia. (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Advertisement

Warga melintasi lukisan tiga dimensi yang menghiasi aspal jalan di Kampung Turiharjo, Madegondo, Grogol, Sukoharjo, Jumat (26/8/2016). Lukisan tiga dimensi yang dibuat oleh pemuda Kampung Turiharjo tersebut untuk memeriahkan peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia. (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Ya, gambar sungai sepanjang sekitar 30 meter bukanlah gambar mural biasa yang kerap ditemui di setiap sudut kota. Gambar itu merupakan mural tiga dimensi (3 D) hasil karya anggota Karang Taruna (KT) Desa Madegondo, Grogol. Efek proyeksi 3 D membuat gambar tampak lebih nyata, atraktif, menarik, dan bisa berinteraksi langsung dengan orang yang melihatnya. Biasanya disebut 3d Street Art.

“Seolah-olah seperti berjalan kaki di sungai yang alirannya cukup deras. Padahal hanya gambar mural di jalan kampung namun terlihat nyata. Ini yang bikin saya penasaran saat melintas di jalan kampung,” kata seorang pejalan kaki, Nasution, 31, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (26/8/2016).

Advertisement

Seorang anggota Karang Taruna Desa Madegondo, Adik Boby, mengatakan pengerjaan gambar mural 3 D merupakan inisiatif dari anggota karang taruna. Mereka bakal menggelar pentas seni (pensi) yang mengambil tema kreasi pemuda pada Sabtu (27/8) malam. Kreasi pemuda itu diwujudkan dalam bentuk gambar mural 3 D. “Teman-teman [anggota karang taruna] yang punya keahlian di bidang seni lukis cukup banyak. Kami ingin mencoba mengeksplor imajinasi dan kreativitas pemuda lewat gambar mural 3 D,” kata dia.

Menurut Boby, mural 3 D itu dikerjakan pada dua hari lalu. Para pemuda mencari gambar referensi yang paling cocok lewat internet. Mereka memilih gambar pemandangan sungai karena jalan kampung cukup sempit namun panjang.

Mereka mulai menggambar sketsa pemandangan sungai pada sore hari. Setelah sketsa rampung lantas dilanjutkan dengan mewarnai mural 3 D dengan cat hingga larut malam. “Proses penggarapannya dilakukan mulai pukul 17.00 WIB -00.00 WIB. Semua anggota karang taruna turun tangan. Ada yang menggambar sketsa, ada yang mewarnai dengan cat,” ujar dia.

Advertisement

Cat dan Lem Kayu

Gambar mural 3 D itu membutuhkan 10 kaleng cat dan tiga kaleng lem kayu. Modal untuk membiayai pengerjaan mural 3 D berasal dari dana kas karang taruna dan hasil penjualan barang rongsok. Sebagian pemuda juga patungan untuk membeli beberapa kaleng cat untuk mewarnai sketsa gambar.

Ketua Karang Taruna Desa Madegondo, Agus Supriyatno, mengatakan pemilihan gambar pemandangan sungai bukan tanpa alasan. Rumah penduduk dan jalan perkampungan di Desa Madegondo menjadi langganan banjir saat turun hujan lebat yang membuat air Kaliwingko meluap. Hampir setiap musim penghujan, warga setempat waswas dan tak bisa tidur nyenyak lantaran dihantui bencana banjir. Mereka ingin melihat sungai yang bersih, tak ada pencemaran limbah dan enak dipandang mata.

Advertisement

Harapan ini diwujudkan lewat karya seni yang mampu menarik perhatian warga setempat. “Kami ingin mengkritisi pencemaran sungai dan banjir yang kerap melanda Desa Madegondo. Pesan moral yang ingin disampaikan adalah kepedulian masyarakat agar selalu menjaga ekosistem sungai. Perusahaan atau pabrik jangan seenaknya membuang limbah cair ke sungai,” terang Agus.

Jalan kampung, lanjut Agus, menjadi media mural 3 D karena tak ada lagi lahan yang cukup luas untuk mengeksplorasi kreativitas pemuda. Pesatnya pembangunan di kawasan Solo Baru mempersempit lahan terbuka yang kerap digunakan anak-anak bermain. Mereka hanya bisa bermain di jalan-jalan perkampungan yang sempit. “Para pemuda tak punya lahan untuk mengeksplorasi ide dan imajinasinya karena wilayah Desa Madegondo penuh dengan bangunan, hotel, pusat perbelanjaan,” papar dia.

Di sisi lain, Kepala Desa Madegondo, Pratono, mengapresiasi karya mural 3 D yang dibuat anggota karang taruna di jalan perkampungan. Minimnya dana dan keterbatasan lahan tak menyurutkan semangat para pemuda untuk berkreasi lewat gambar mural 3 D. Dia bakal berupaya untuk mencari lokasi lahan terbuka yang bisa digunakan para pemuda untuk menyalurkan bakat dan talentanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif