Soloraya
Minggu, 28 Agustus 2016 - 16:15 WIB

HIBURAN KARANGANYAR : Hujan Turun Saat Pertunjukan, Arjuna Ke Panggung Bawa Payung

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu adegan wayang wong LPP RRI NJajah Desa Milang Kori dengan lakon Wasi Jaladara (Alap-Alapan Erawati) saat tampil di Terminal Karangpandan, Sabtu (27/8/2016) malam. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Hiburan Karanganyar di Terminal Karangpandan digelar pertunjukan wayang orang namun terganggu oleh hujan.

Solopos.com, KARANGANYAR – Lampu sorot di tepi panggung padam. Sejumlah sinden dan penabuh gamelan panik. Demikian hal pemain wayang wong dengan lakon Wasi Jaladara (Alap-Alapan Erawati) saat tampil di Terminal Karangpandan, Sabtu (27/8/2016) malam. Acara itu merupakan bagian dari program Njajah Desa Milang Kori.

Advertisement

Raden Arjuna, Dewi Erawati, Wasi Jaladara, rombongan Kurawa, Banowati, Punakawan, dan cakil lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Mereka turun panggung di tengah-tengah pementasan wayang wong karena hujan deras mengguyur Karangpandan dan sekitarnya.

Kru terpaksa memutus aliran listrik di tengah-tengah pertunjukan karena hujan lebat dan tenda bocor. Kru pontang-panting menyelamatkan gamelan dan peralatan listrik. Mereka khawatir peralatan panggung rusak karena diguyur hujan. Pemain wayang orang berlari ke emperan kios di belakang panggung. Para penonton pun menepi mencari tempat berteduh.

“Saya sempat naik panggung sembari bawa payung. Itu memang saat adegan saya harus keluar. Lalu saya lihat kondisi sudah tidak memungkinkan. Saya kasih kode ke teman-teman. ‘Cut’. Saat itu 3/4 pertunjukan,” kata Sutradara wayang wong LPP RRI dengan lakon Wasi Jaladara, Ali Marsudi saat dihubungi Solopos.com, Minggu (28/8/2016).

Advertisement


Salah satu tokoh wayang wong LPP RRI Njajah Desa Milang Kori,
Arjuna, tampil di panggung membawa payung karena hujan turun di
tengah-tengah pementasan. LPP RRI mengusung lakon Wasi Jaladara saat
tampil di Terminal Karangpandan, Sabtu (27/8/2016) malam. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Ali berperan sebagai Raden Arjuna. Ali naik panggung membawa payung karena saat itu hujan makin lebat. Dia mengaku keputusan menghentikan pertunjukan merupakan keputusan terbaik saat itu. Sejumlah warga mengaku sedih karena pentas bubar di tengah-tengah cerita.

Warga Desa Karangpandan, Suparno, mengaku kangen melihat pentas wayang orang. Dia kali terakhir melihat wayang wong saat SMA. Saat itu, dia pergi ke Gedung Wayang Orang Sriwedari. “Niatnya mau nostalgia. Tetapi apa boleh buat hla hujan. Gelo,” tutur dia.

Advertisement

Ali mengakui bahwa persiapan pementasan bukan sekadar naskah cerita yang bagus dan kesiapan pemain. Tetapi, faktor pendukung ikut menentukan kesuksesan acara. Faktor pendukung yang dia maksud adalah waktu, tenaga, biaya, dan lain-lain. Ali menghampiri sejumlah penonton dan menjabat tangan. Dia mewakili wayang wong LPP RRI menyampaikan permohonan maaf.

“Terima kasih apresiasi luar biasa untuk kami. Kami hanya mampu menjamu sampai babak kelima atau keenam saja. Durasinya 2,5-3 jam dan kami mulai pukul 20.30 WIB. Semua akan menjadi koreksi demi meningkatkan kualitas pertunjukan.”

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif