Jogja
Sabtu, 27 Agustus 2016 - 18:20 WIB

PEMBANGUNAN BANTUL : Dituding "Main" Lelang, Ini Kata Pemkab

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi lelang (JIBI/Dok)

Pembangunan Bantul terkait proses lelang diklaim bersih.

Harianjogja.com, BANTUL– Panitia pengadaan barang dan jasa Kabupaten Bantul mengklaim tak memuluskan segelintir pemborong konstruksi memenangi tender proyek. Proses lelang diklaim bersih.

Advertisement

(Baca Juga : PEMBANGUNAN BANTUL : Puluhan Proyek Pembangunan Belum Dikerjakan)

Staf Bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) Bagian Administrasi (AP) Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bantul Dendi Sulistyo mengatakan, proses lelang proyek konstruksi di Bantul digelar sesuai prosedur.

“Enggak ada kalau itu [memuluskan sejumlah rekanan], kita fokus sesuai aturan,” kata Dendi Sulistyo, Jumat (26/8/2016).

Advertisement

Dendi merupakan salah satu pegawai ULP yang terlibat sebagai panitia lelang. Menurutnya, ada sejumlah prosedur yang dilakukan panitia dalam menyeleksi rekanan peserta lelang. Seperti prosedur pengecekan kelayakan administrasi peserta lelang, memenuhi kualifikasi atau tidak,  syarat teknis hingga pengecekan harga yang ditawarkan.

Pengecekan tersebut dilakukan secara bersama di internal panitia lelang melalui sebuah rapat evaluasi. Harga menurut Dendi tidak selalu menjadi prasyarat utama asalkan memenuhi kualifikasi teknis. “Harga itu bahkan ada di evaluasi tahap ketiga,” papar dia.

Ikhwal sebagian besar proyek dikuasai segelintir pemborong menurutnya memang karena penyedia tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah. Panitia lelang kata dia juga tidak melihat apakah rekanan tersebut merupakan pemain lama atau tidak. “Kami tidak melihat rekanan itu pemain lama atau tidak, selama masih memegang perizinan boleh ikut,” tutur dia.

Advertisement

Media ini sebelumnya menemukan sebanyak enam rekanan di bidang konstruksi menguasai lebih dari Rp80 miliar dari total Rp250 miliar nilai proyek atau sekitar 32,6% pengadaan barang dan jasa yang dilelang tahun ini. Sedangkan sebanyak Rp170 miliar sisanya diperebutkan sekitar 70 rekanan yang memenangkan proyek konstruksi.

Dari segelintir pemborong tersebut, satu rekanan bisa memperoleh hingga lima proyek pembangunan dengan nilai mencapai lebih dari Rp20 miliar. Enam pemborong tersebut yaitu PT Pradipta Bhumi Konstruksi menguasai Rp22,3 miliar paket lelang, PT Maju Sarana Mulya senilai Rp18,7 miliar.  Ada pula PT Bayu Utama senilai Rp14,8 miliar, PT Tunas Jaya Rp12,6 miliar, CV Mekar Sejahtera Rp7,02 miliar serta CV Candi Sari sebanyak Rp5,01 miliar.

Pemilik CV Mekar Sejahtera Nur Ikhsan Hidayat atau biasa disapa Nur Londo membantah ada uang pelicin yang harus diberikan ke pemerintah untuk mendapatkan proyek lelang. Menurutnya lembaganya mengikuti proses lelang sesuai prosedur sehingga banyak memenangi proyek. “Meski banyak dapat proyek, saya banyak juga lo yang kalah ikut lelang,” kata Nur Londo.

Menurut Nur Londo CV Mekar Sejahtera selalu rutin mengikuti lelang dan telah berpengalaman selama 12 tahun, alhasil tak heran bila memenangi sejumlah proyek. “Selama ini saya tidak pernah ketemu pejabat apalagi dimintai uang [untuk memuluskan lelang], sekarangkan sistemnya Eproc [Electronic Procurement-pengadaan secara elektronik] jadi tidak bisa aneh-aneh,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif