Jogja
Sabtu, 27 Agustus 2016 - 04:40 WIB

KESEHATAN SLEMAN : Kasus DBD Tinggi, PSN Digalakkan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue. (JIBI/Solopos/Dok.)

Seluruh warga diharapkan bisa menjadi pemberantas sarang nyamuk bagi dirinya maupun kelurganya.

Harianjogja.com, SLEMAN-Kemarau basah menyebabkan produktifitas nyamuk Aedes Agepty meningkat di Kalasan. Tim Kelompok Kerja Operasional Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) kembali mengadakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Jumat (26/8/2016).

Advertisement

Camat Kalasan Syamsul Bahri mengatakan, dampak kemarau basah menyebabkan nyamuk tumbuh. Kondisi tersebut didukung oleh belum maksimalnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. “Kasus DBD di Kalasan sampai Agustus mencapai 88 kasus, tiga orang meninggal dunia. Kami berharap seluruh warga bisa menjadi Pemberantas Sarang Nyamuk bagi dirinya maupun Kelurganya,” katanya saat menggelar kegiatan PSN di Padukuhan Pundung Klenggukan Tirtomartani.

Dari hasil pantauan yang dilakukan Tim pokjanal dari gabungan personil Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Bappeda, TNI dan Polri dan Desa serta jumantik Dusun mendapatkan puluhan sarang nyamuk. Dari 106 rumah warga yang dipantau, didapatkan jentik pada 27 titik sehingga Angka Bebas Jentik (ABJ) di kawasan ini terbilang masih rendah yaitu 74,5 %. “Ini tentu saja ini masih memungkinkan sekali untuk berkembangnya penyakit DBD. Apalagi banyak menjumpai jentik-jentik di bak mandi, ban bekas, dan botol bekas yang ada airnya,” ujarnya.

Samsul berharap, warga perlu melaksanakan bersih lingkungan setiap minggu, dan melakukan 3 M yaitu menguras, menutup dan mengubur barang bekas sehingga tidak ada genangan air yang terlihat, karena genangan air sedikitpun bisa untuk berkembang biak nyamuk Aedes Agepty penular DBD.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif